RI-Rusia Bentuk Kelompok Bahas Rencana Barter Sukhoi dengan Hasil Bumi
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan mengatakan proses negosiasi imbal dagang alias barter dengan Rusia masih berjalan. Diketahui imbal dagang dilakukan untuk membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 dengan sejumlah komoditas di dalam negeri.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan mengatakan proses negosiasi imbal dagang alias barter dengan Rusia masih berjalan. Diketahui imbal dagang dilakukan untuk membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 dengan sejumlah komoditas di dalam negeri.
"Intinya menunggu Kemenhan kapan dilaksanakan, kita pihak rusia dengan imbal beli," kata dia, di Kementerian Perdagangan, Rabu (12/6).
-
Apa saja yang menjadi keunggulan Sukhoi Su-27? Sukhoi SU-27 menunjukkan aneka manuver yang memperlihatkan kelincahannya di udara. Sukhoi SU-27 Menjadi Sorotan negara-Negara NATO Kala Itu Kemampuan manuver dan persenjataan yang diusungnya membuat SU-27 mampu digunakan dalam berbagai misi udara.
-
Siapa yang mengembangkan Sukhoi Su-27? Proyek itu Kemudian Menghasilkan Sukhoi Su-27 Pesawat ini sudah digunakan AU Rusia tahun 1986. Namun baru dibuka ke publik tahun 1989.
-
Apa yang terjadi pada pesawat luar angkasa Soyuz-1? Sayangnya, ketika sedang dalam tahap percobaan, misi ini sudah menunjukkan adanya masalah. Salah satu panel surya yang mereka pasang gagal dan memutuskan pasokan listrik pada kendali pesawat, dan mengganggu keseimbangan pesawat tersebut. Ketika akan jatuh ke Bumi, sayangnya parasut pada Soyuz-1 tidak terpasang dengan benar ketika memasuki atmosfer Bumi, sehingga menyebabkan pesawat tersebut jatuh langsung ke tanah di daerah Tenggara Rusia.
-
Kapan Indonesia mulai membeli Sukhoi? Pembelian Sukhoi ini dimulai tahun 2003.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Kapan roket Soyuz-2.1b disambar petir? Roket Soyuz-2.1b Rusia yang membawa satelit navigasi Glonass disambar petir saat diluncurkan pada 27 Mei 2019.
Dia mengatakan proses negosiasi masih terus berlangsung antara Indonesia dan negeri Beruang Merah tersebut. Terakhir kedua belah pihak telah membuat grup diskusi untuk membahas kelanjutan rencana tersebut.
"Rusia belum mau berunding untuk komoditi apa saja. Bukan belum mau tapi mau, jadi dibuat working grup," ujarnya.
Dalam kelompok tersebut akan disusun komoditas apa saja yang diinginkan Rusia. Juga disusun mekanisme imbal dagang Indonesia dan Rusia. "Dibuat komoditi apa saja yang dibutuhkan Rusia. Jadi akan dibentuk grup pihak rusia dengan kita buat grup karena kan mekanisme imbal beli harus disusun," tandasnya.
Sebelumnya, Oke mengungkapkan belum ada kejelasan terkait imbal dagang atau barter untuk membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 dengan sejumlah komoditas di dalam negeri. Kedua pihak masih saling menunggu untuk melakukan penandatangan kontrak kerja sama imbal dagang.
Dia menjelaskan, pemerintah telah menawarkan banyak komoditi kepada Rusia, namun negara beruang merah tersebut masih menarik ulur proses penandatangan kontrak. Meski demikian, pemerintah tidak akan mendesak pihak Rusia untuk mempercepat proses kerja sama.
"Untuk imbal dagang kita menunggu kontrak utamanya karena seperti telur dan ayam, saya mau nawarin barang ini dan ini, mereka katanya siap membeli. Tapi tidak mau dulu diikat (tanda tangan kontrak)," kata Oke saat ditemui dalam sebuah acara di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (25/1).
Baca juga:
RI-Rusia Bentuk Kelompok Bahas Rencana Barter Sukhoi dengan Hasil Bumi
Mengenaskan, Begini Kondisi Pesawat Sukhoi Usai Terbakar di Bandara Rusia
Deretan Kapal dan Jet Tempur TNI Sergap Penyusup Masuk Wilayah RI
Inilah Harga Jet Tempur TNI Buat Jaga Pertahanan, Capai Ratusan Miliar
Gelar Joy Flight, Kasau, Kasad dan Kasal Naik Sukhoi SU-30
Mengungkap Cerita Pembelian SU-35 untuk TNI AU, Sampai Indonesia Ditekan AS