RI Utang Rp14,51 Triliun ke Jepang untuk Bangun MRT Medan Satria-Tomang, Dicicil Selama 40 Tahun
Utang ini untuk pembiayaan pembangunan proyek fase I tahap 1 yang menghubungkan Medan Satria-Tomang sepanjang 24,5 kilometer.
Pembangunan tahap awal MRT rute Medan Satria-Tomang akan didanai terlebih dahulu oleh pemerintah pusat.
- Jepang Kasih Utang Rp15,6 Triliun untuk Bangun MRT Jakarta dari Medansatria-Tomang
- MRT Fase Bekasi-Tomang Mulai Dibangun, Panjangnya 24,5 Km dan Ada 21 Stasiun
- Lanjutkan Jalur Timur-Barat, MRT Jakarta Dapat Pinjaman Jepang
- MRT Jakarta Teken Kontrak dengan Perusahaan Jepang, Percepat Bangun Proyek Fase 2A
RI Utang Rp14,51 Triliun ke Jepang untuk Bangun MRT Medan Satria-Tomang, Dicicil Selama 40 Tahun
PT MRT Jakarta (Perseroda) memperoleh kucuran utang senilai dari sebesar 140,69 miliar yen atau sekitar Rp14,51 triliun (asumsi kurs Rp103,18 per yen) dari Japan International Cooperation Agency (JICA).
Utang ini untuk pembiayaan pembangunan proyek fase I tahap 1 yang menghubungkan Medan Satria-Tomang sepanjang 24,5 kilometer.
"Untuk utang yang estimasi Rp14,51 triliun itu untuk fase satu tahap satu dari Medan Satria-Tomang," kata Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat dalam acara Forum Jurnalis MRT Jakarta di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Kamis (16/5).
Tuhiyat menyebut, pembangunan Medan Satria-Tomang tersebut merupakan rencana awal untuk pengembangan Lintas Timur-Barat (East-West) yang menghubungkan Cikarang dengan Balaraja.
Dia merinci, kucuran utang senilai dari Jepang sebesar Rp14,51 triliun tersebut akan ditanggung oleh pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta.
Yakni, sebesar 51 persen ditanggung Pemprov DKI dan 49 persen oleh pemerintah pusat melalui skema hibah.
"Jadi, untuk Pemprov DKI akan menanggung sekitar 51 persen dan sisanya oleh pemerintah pusat melalui hibah," tegasnya.
Akan tetapi, untuk pembangunan tahap awal MRT rute Medan Satria-Tomang akan didanai terlebih dahulu oleh pemerintah pusat. Nantinya, pihak Jepang akan melakukan verifikasi atas anggaran yang dipakai untuk pembangunan proyek tersebut.
"Jadi, untuk yang pembangunan awal itu skemanya akan ditanggung pemerintah pusat dahulu. Kemudian, dilakukan verifikasi oleh pihak Jepang. Kurang lebih seperti itu," ungkapnya.
Tuhiyat menyebut, peletakan batu pertama groundbreaking untuk pembangunan fase I tahap 1 yang menghubungkan Medan Satria-Tomang akan dilakukan pada Agustus 2024 mendatang.
Untuk lokasi groundbreaking akan dilakukan di sekitaran Thamrin, Jakarta Pusat.
"Kalau tidak berubah sesuai jadwal groundbreaking akan dilakukan Agustus ini," bebernya.
Sebelumnya, telah disepakati pertukaran nota atau B/N senilai 140,699 miliar yen untuk pembangunan rencana jalur Timur-Barat MRT Jakarta Fase 1 Tahap 1 pada 13 Mei 2024.
Berikut batasan pinjaman dan syarat-syarat dalam proyek MRT Jakarta rute Medan Satria- Tomang:
Batas maksimal utang senilai 140,699 miliar yen. Sementara untuk suku bunga ditetapkan 0,3 persen (termasuk 0,2 persen per tahun untuk konsultan).
Dengan ini, masa pengembalian utang sekitar 40 tahun. Proyeksi ini termasuk masa tenggang 10 tahun.