Rincian Kinerja APBN dari Bea Cukai per September 2023: Ada yang Positif dan Melambat
Kinerja APBN masih menunjukkan hasil positif hingga September 2023. Pendapatan negara dan belanja negara tetap tumbuh.
Kinerja APBN masih menunjukkan hasil positif hingga September 2023. Pendapatan negara dan belanja negara tetap tumbuh
Rincian Kinerja APBN dari Bea Cukai per September 2023: Ada yang Positif dan Melambat
Kinerja APBN masih menunjukkan hasil positif hingga September 2023. Pendapatan negara dan belanja negara tetap tumbuh.
Rinciannya, terdapat surplus Rp67,7 triliun dengan keseimbangan primer Rp389,7 triliun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani merinci, pendapatan negara sebesar Rp2.035,6 triliun atau naik 3,1% (yoy) dan belanja negara sebesar Rp1.967,9 triliun atau naik 2,8% (yoy).
- Danau Cinere Mengering akibat Kemarau Panjang, Begini Kondisinya
- BEM UI Gagal Gelar Adu Gagasan 3 Bacapres di September 2023, Ini Penjelasan Melki Sedek Huang
- Sejarah 6 September 1914: Dimulainya Pertempuran Marne Pertama yang Hentikan Jerman
- Kereta Cepat Jakarta-Bandung Buka Lowongan Kerja, Ada Buat Lulusan SMA
Kinerja belanja APBN juga masih menunjukan hasil yang baik dengan fokus tetap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
Khususnya, bagi kelompok miskin dan rentan, melalui belanja bantuan sosial, petani dan UMKM, kesehatan, subsidi, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur.
Hal ini sebagai dampak dari pascapandemi, geopolitik, volatilitas pasar uang, inflansi komoditas, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi di RRT.
Perekonomian nasional akan terpengaruh, meskipun masih diprediksi tumbuh 5,1%.
Dari sisi kepabeanan dan cukai, Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Encep Dudi Ginanjar, mengatakan, sampai dengan September 2023, Bea Cukai turut berkontribusi Rp195,6 T atau 64,5% target APBN.
"Penerimaan bea masuk masih positif, sedangkan penerimaan bea keluar dan cukai melambat," ungkap Encep.
Bea masuk tercatat sebesar Rp36,9 triliun atau naik 1,7% (yoy). Kenaikan ini disebabkan naiknya tarif efektif dan menguatnya kurs USD.
Sementara itu, bea keluar tercatat sebesar Rp8,1 triliun atau turun 79,4% (yoy), karena penurunan harga crude palm oil (CPO) dan turunnya volume ekspor tembaga.
Penurunan juga terjadi di cukai yang terkumpul Rp150,5 triliun hingga bulan September 2023, akibat berkurangnya produksi rokok golongan I serta produksi MMEA dan EA.
Tercatat, penurunan cukai hasil tembakau sebesar 5,4% (yoy), minuman mengandung etil alkohol (MMEA) 1,2 % (yoy), dan etil alkohol (EA) 7,5 % (yoy).
Encep menambahkan, walaupun terdapat pelambatan di bea keluar dan cukai, pihaknya tetap berupaya mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor kepabeanan dan cukai.
Agar APBN dapat terus menjadi motor penggerak sekaligus alat pengaman yang menjaga stabilitas ekonomi.
“Kami berharap, masyarakat tetap memberikan kontribusi dan dukungannya terhadap kinerja APBN 2023 dan Bea Cukai," tutup Encep.