Rupiah Anjlok Diduga Akibat Dampak Serangan Iran ke Israel, Ekonom Bongkar Fakta Lain
Pasca serangan Iran ke Israel nilai tukar rupiah terus melemah, namun Ekonom BCA mengungkap fakta lain penyebab mata uang garuda anjlok.
Pasca serangan Iran ke Israel nilai tukar rupiah terus melemah, namun Ekonom BCA mengungkap fakta lain penyebab mata uang garuda anjlok.
- 10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia?
- Imbas Serangan Iran ke Israel, Rupiah Makin Terpuruk Pasca Libur Panjang Lebaran
- Rupiah Anjlok ke Rp16.060 per USD, Airlangga: Masih Lebih Baik dari Korea hingga Jepang
- Akibat Serang Israel Pakai Rudal Balistik, Mata Uang Iran Anjlok ke Level 705.000 Rial per USD
Rupiah Anjlok Diduga Akibat Dampak Serangan Iran ke Israel, Ekonom Bongkar Fakta Lain
Rupiah Anjlok Diduga Akibat Dampak Serangan Iran ke Israel, Ekonom Bongkar Fakta Lain
Mata uang Rupiah mengalami pelemahan di level Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Anjloknya nilai tukar ini terjadi saat perdagangan kembali dibuka hari ini, 16 April 2024 setelah libur panjang lebaran.
Melansir dari Bloomberg, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS melemah di Rp326 atau 2,06 persen di level Rp16.174 per USD.
Melihat hal itu, Ekonom BCA David Sumual menilai pelemahan Rupiah belum memberikan dampak yang signifikan terhadap daya beli masyarakat Indonesia.
"Belum (berdampak kepada masyarakat), sejak tahun lalu sebenarnya turunnya harga barang-barang impor. Ini tercermin dari turunnya WPI atau Wholesale Price Index impor cukup membantu terkendalinya inflasi," kata David kepada merdeka.com, Selasa (16/4).
David menyebut derasnya arus barang impor manufaktur membuat harga secara umum mengalami penurunan turun.
Selain itu, dia menjelaskan sejauh ini Rupiah melemah di angka 5 persen dari awal tahun 2024 terhadap dolar AS.
Artinya jika lebih tinggi maka pemerintah akan melakukan penyesuaian harga, khususnya bahan bakar minyak (BBM).
merdeka.com
"Sangat tergantung dengan pergerakan harga barang impor juga. Kalau kenaikan harga BBM dan pelemahan rupiah lebih tinggi dari asumsi pemerintah mungkin saja ada penyesuaian karena kompensasi/subsidi BBM akan bengkak," terang David.
Sebelumnya, Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra mengatakan Rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS di hari kerja pertama pasca liburan lebaran.
Ariston menjelaskan indeks dolar AS saat ini sudah bergerak di atas kisaran 106. Selama libur lebaran di kisaran 105 dan sebelum lebaran di kisaran 104.
Menurutnya, sentimen penundaan pemangkasan suku bunga acuan AS dan tensi konflik geopolitik yang meninggi telah mendorong penguatan dollar AS belakangan ini.
"Selama libur lebaran, rilis data inflasi konsumen AS bulan Maret lebih tunggu dari ekspektasi pasar menurunkan ekspektasi bahwa the Fed akan melakukan pemangkasan dalam waktu dekat,"
kata Ariston dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/4).