Rupiah Bergerak Melemah Sentuh Level Rp 14.122 per USD
Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.091 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.080 per USD. Rupiah menguat tajam usai pembukaan di level Rp 14.122. Saat ini Rupiah menguat tipis di level Rp 14.120 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Rabu (24/4). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.091 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.080 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah menguat tajam usai pembukaan di level Rp 14.122. Saat ini Rupiah menguat tipis di level Rp 14.120 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, sepertinya pasar menyambut positif hasil hitung cepat Pemilu 2019 dari sejumlah lembaga. Kendati baru hitung cepat, tetapi biasanya tidak akan jauh berbeda dari perhitungan resmi yang akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019.
"Harus diakui bahwa investor memang lebih nyaman jika Jokowi kembali menjadi presiden. Sebab, terpilihnya Jokowi memberi kepastian bahwa kebijakan pemerintah tidak akan berubah signifikan. Plus berbagai reformasi struktural seperti pembenahan defisit transaksi berjalan atau current account akan dilanjutkan," ujar Ibrahim.
Dari eksternal, sentimen positif datang dari rilis data ekonomi terbaru dari China. Pada kuartal I-2019, ekonomi Negeri Tirai Bambu tumbuh 6,4 persen (tahun ke tahun/yoy), lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 6,3 persen. Meski menjadi laju paling lambat sejak 2009, tetapi setidaknya pertumbuhan ekonomi China batal menjadi yang terlemah sejak 1990.
Selain data pertumbuhan ekonomi, penjualan ritel di China juga memuaskan dengan mencatat pertumbuhan 8,7 persen (yoy) pada Maret, lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yang tumbuh 8,2 persen. Kemudian investasi properti di China pada juga Maret naik 12 persen (yoy).
Baca juga:
Jelang Ramadhan, KSSK Jamin Ketersediaan Uang Tunai Aman
Rupiah Terus Perkasa Respons Hasil Hitung Cepat Pilpres 2019
Selain Pilpres, Membaiknya Ekonomi China Buat Rupiah Menguat
Rupiah Menguat Dipicu Sentimen Kemenangan Jokowi-Ma'ruf versi Quick Count
Hari Ini, Rupiah Menguat Sentuh Level Rp 14.065 per USD
Ekonom: Pemilu Tidak Berdampak Pada Rupiah, Investasi dan Pasar Saham