Rupiah ditutup menguat ke level Rp 13.300-an per USD
Nilai tukar Rupiah ditutup menguat 111 poin.
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS (USD) bergerak menguat sepanjang perdagangan hari ini, Senin (15/2). Dibuka di level Rp 13.472, Rupiah menguat 111 poin dan ditutup di Rp 13.379 per USD.
Dikutip dari Bloomberg, penutupan Rupiah kali ini juga menguat dibanding perdagangan sebelumnya di posisi Rp 13.489 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan laju USD kembali mengalami kenaikan terhadap Rupiah setelah terimbas kembali melemahnya laju harga minyak mentah dunia.
Dari data yang ada, Minyak WTI sempat turun hingga USD 26,13 per barel pada perdagangan intraday atau di bawah rekor terendah sejak Mei 2003 tahun senilai USD 26,19 per barel yang dibukukan pada Januari.
Tetapi, laju penurunan harga WTI mulai berkurang jelang akhir perdagangan di mana hanya turun 1,24 persen ke USD 27,11 per barel di bursa komoditas New York. Terhadap mata uang lainnya, laju USD terlihat menguat antara lain EUR, AUD, JPY, CHF dan beberapa lainnya sehingga memberikan imbas negatif pada laju Rupiah.
"Pasca laju Rupiah mengalami kenaikan, kini mulai berbalik melemah seiring imbas kenaikan laju USD. Meski diharapkan adanya kenaikan atau pembalikan arah menguat namun, diperkirakan laju Rupiah dapat melanjutkan pelemahannya jika tidak ada sentimen yang positif yang cukup memberikan dorongan penguatan pada laju Rupiah," ujarnya dalam riset harian.