Rupiah ditutup menguat, nyaris tinggalkan level Rp 13.000 per USD
Rupiah sempat menyentuh level terkuatnya di Rp 13.004 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat sepanjang perdagangan hari ini, Senin (24/10). Rupiah dibuka di level Rp 13.046 per USD dan kemudian ditutup menguat di Rp 13.012 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat menyentuh level terkuatnya di Rp 13.004 per USD atau nyaris meninggalkan level Rp 13.000-an per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Bank Indonesia mencatat, pergerakan nilai tukar Rupiah selama Oktober 2016 mengalami penguatan terhadap USD. Secara rata-rata, mata uang Garuda terapresiasi 0,41 persen atau di kisaran Rp 13.110 per USD.
"Penguatan itu berlanjut, dan di minggu ketiga Oktober Rp 13.005 per USD," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara di kantornya, Jakarta, Kamis (20/10).
Tirta menjelaskan, dari faktor internal penguatan Rupiah didorong mulai membaiknya perekonomian domestik, seiring dengan terjaganya stabilitas makro ekonomi nasional.
Sementara dari faktor global, lanjut Tirta, kepastian bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan menaikkan tingkat suku pada Desember mendatang, memberikan angin positif bagi pasar keuangan.
"Ke depan kami akan tetap jaga stabilitas kurs rupiah, sesuai dengan fundamentalnya," ungkap Tirta.
Baca juga:
Ekonomi RI kuartal III diprediksi turun dibanding kuartal II
KSSK khawatirkan rendahnya penetrasi korporasi RI tarik utang
BI: Ada dana perbankan Rp 350 T bisa digunakan bangun ekonomi RI
Gaet investor Jepang, BKPM promosikan layanan investasi 3 jam
BI akan terbitkan aturan anyar soal surat utang korporasi