Rupiah hampir sentuh Rp 13.500 per USD, BI siap intervensi
Bank sentral tidak merespon rendahnya inflasi dengan menurunkan BI Rate.
Nilai tukar Rupiah hampir menyentuh angka Rp 13.500 per USD. Kondisi ini memaksa Bank Indonesia kembali berencana mengintervensi pasar uang demi menjaga stabilitas Rupiah.
Bank Indonesia mengaku sudah menggunakan cadangan devisa untuk mengintervensi pasar. Namun tidak disebutkan berapa besar dana cadangan devisa yang digunakan untuk memperkuat posisi Rupiah.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
"Kita bakal melakukan stabilisasi dan tidak segan-segan intervensi pasar. Cadev kita berkurang karena melakukan intervensi," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Senin (3/8).
Perry kembali menegaskan pelemahan nilai tukar Rupiah diakibatkan faktor global dan domestik. Ini juga menjadi alasan bank sentral tidak merespon rendahnya inflasi dengan menurunkan BI rate yang saat ini berada di level 7,5 persen.
Meski begitu, kata Perry, pihaknya bakal terus memberikan kelonggaran sektor makroprudensial dan menjaga likuiditas perbankan. Salah satunya dengan relaksasi kebijakan Loan To Value (LTV) untuk kredit kendaraan bermotor dan Kredit Kepemilikan Rumah.
"Oleh karena itu, untuk mempertahankan, suku bunga kita akan gunakan terus untuk antisipasi berbagai perkembangan," terangnya.
Baca juga:
BI dan ESDM sepakat perpanjang pertukaran data
Inflasi Juli 2015 lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia
Cegah rupiah terus meloyo, pemerintah hanya akan perbaiki ekonomi
Bos BI: Rupiah melemah karena USD menguat & Amerika membaik
BI: Ekonomi RI cukup kuat hadapi gejolak pasar keuangan global
Ini saran bos BI agar Indonesia lebih kuat hadapi ekonomi global