Rupiah Kembali Bergerak Melemah ke Level 14.043 per USD
Rupiah dibuka di level Rp14.040 per USD, melemah tipis dibanding penutupan sebelumnya di Rp14.022 per USD. Rupiah sempat menguat ke level Rp14.036 per USD. Namun kembali berfluktuatif, dan saat ini Rupiah kembali melemah ke level Rp14.043 per USD.
Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, Kamis (7/11). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp14.040 per USD, melemah tipis dibanding penutupan sebelumnya di Rp14.022 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat menguat ke level Rp14.036 per USD. Namun kembali berfluktuatif, dan saat ini Rupiah kembali melemah ke level Rp14.043 per USD.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.040 per USD. Melemah jika dibandingkan dengan patokan pada tanggal (6/11) yang ada di angka 13.992 per USD.
Tetap menguat di tengah gejolak ekonomi global
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyebutkan nilai tukar Rupiah tetap stabil meski tengah terjadi gejolak global akibat penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) oleh The Fed. Hal ini menunjukkan bahwa Rupiah masih tahan banting di pasar.
"Bergerak relatif stabil, mekanisme pasar berkembang secara baik mengenai supply dan demand," kata dia, di Jakarta, Jumat (1/11).
Oleh karena itu, Perry berterima kasih kepada dunia perbankan dan dunia usaha yang telah menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. "Jadi tidak ada pengaruh pengaruh yang signifikan mengenai apa yang terjadi di global termasuk juga penurunan suku bunga The Fed," ujarnya.
Bahkan, lanjutnya, nilai tukar sempat beberapa kali berada di bawah angka 14.000 per USD. "Begitu di bawah itu kemudian sejumlah korporasi yang membutuhkan dolar kemudian meningkatkan pembelian baik untuk impor atau pembayaran, tapi di satu sisi eksportir juga kemudian mensupply dan ini bergerak sesuai dengan mekanisme pasar dan itu mendukung stabilitas nilai tukar," ujarnya.