Rupiah kembali perkasa ke level Rp 13.867 per USD
Rupiah dibuka menguat dibanding penutupan perdagangan kemarin.
Laju nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Rupiah dibuka di level Rp 13.867 per USD, atau menguat dibanding penutupan perdagangan kemari di Rp 13.964 per USD.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar diprediksi akan bergerak di rentang Rp 13.908,5 per USD hingga Rp 13.920 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada memprediksi Rupiah akan bergerak melemah. Pemicunya adalah rilis proyeksi IMF terhadap ekonomi global membuat sejumlah mata uang di Asia tak berdaya. International Monetary Fund (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan global di tahun ini sehingga memicu pelaku pasar untuk melakukan aksi jual terhadap beberapa valuta asing.
Pelemahan harga minyak yang kembali di level terendah dan hingga kini seolah belum menemukan bottom-nya masih menjadi rentetan sentimen negatif beberapa mata uang negara berkembang khususnya yang sangat berpengaruh terhadap komoditas.
"Meski pelemahan ini seiring dengan pesimisnya pelaku pasar terhadap keadaan ekonomi yang membuat pelaku pasar melakukan tekanan aksi jual dan lebih memegang USD untuk mengantisipasi daripada ketidakpastian ekonomi ini sendiri untuk sementara waktu," ujarnya dalam riset harian, Jakarta, Kamis (21/1).
Menurutnya, tren pelemahan yang terjadi pada Rupiah dapat dimungkinkan kembali berlanjut jika tidak ada intervensi dari peningkatan volume beli. Apalagi jika melihat laju Yuan yang masih melemah dan laju USD yang tetap naik.
Namun demikian, diharapkan akan adanya penguatan agar laju Rupiah tidak semakin dalam penurunannya. Tetap mewaspadai jika tren pelemahan kembali terjadi. Kemarin Rupiah berada di 13.964, diperkirakan laju rupiah cenderung melemah terbatas di Support 14.040 dan Resisten 13.815. Tetap perhatikan sentimen yang ada.
(mdk/idr)