Rupiah kembali terperosok lewati level Rp 14.000 per USD
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) kembali bergerak melemah di perdagangan hari ini, Selasa (15/5). Rupiah pagi ini dibuka di Rp 13.989 pre USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemari di Rp 13.973 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) kembali bergerak melemah di perdagangan hari ini, Selasa (15/5). Rupiah pagi ini dibuka di Rp 13.989 pre USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemari di Rp 13.973 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah melanjutkan pelemahan usai pembukaan. Tercatat, nilai tukar melewati level psikologis Rp 14.000 atau tepatnya berada di level Rp 14.024 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Sebelumnya, Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro optimis Rupiah akan kembali menguat terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) di akhir tahun ini.
Dia menilai, saat ini pasar tengah bergejolak dikarenakan kebijakan The Fed Amerika yang terus menaikkan suku bunga acuan. Imbasnya, tidak hanya Rupiah, mata uang di berbagai negara lain pun ikut tertekan.
"Market memang agak hot saat ini. Tapi pandangan kita Rupiah akan membaik di akhir tahun, jadi ini tidak akan berlanjut terus seperti ini. Saat ini merupakan efek temporary," kata Rino, saat ditemui di kantornya, Senin (14/5).
Rino mengatakan bahwa mata uang yang terdepresiasi saat ini sedang menjadi isu global.
"Jadi kita tahu bukan hanya Indonesia tapi negara-negara berkembang, negara-negara Asia dan Eropa semua mengalami imbas dari perkembangan di AS dengan peningkatan yield dan lain-lain," ujarnya.
Meski Rupiah saat ini tertekan, tapi pihaknya tetap optimis sebab kondisi fundamental ekonomi Indonesia secara keseluruhan membaik. Selain itu, dia juga percaya Bank Indonesia bisa mengatasi kondisi saat ini.
Baca juga:
Pengusaha: Dampak teror bom pada ekonomi Jawa Timur hanya sementara
RUU Konsultan Pajak dinilai akan lindungi hak wajib pajak
4 Jurus jitu pemerintah jamin harga pangan tetap stabil jelang Ramadan
Mendag Enggar jamin harga beras hingga daging sapi masih stabil
Dorong kesejahteraan petani tebu, Menteri Rini tinjau pabrik gula Gempolkrep