Rupiah Makin Melemah di Level Rp14.355 per USD
Rupiah dibuka di level Rp 14.306 per USD atau melemah tipis dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 14.295 per USD. Rupiah langsung melemah tajam hingga sentuh level Rp 14.355 per USD. Kemudian menguat, dan saat ini berada di posisi Rp 14.344 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah hari ini, Kamis (9/5). Rupiah dibuka di level Rp14.306 per USD atau melemah tipis dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp14.295 per USD.
Mengutip Bloomberg, Rupiah langsung melemah tajam hingga sentuh level Rp14.355 per USD. Kemudian menguat, dan saat ini berada di posisi Rp14.344 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsah mengatakan, pelemahan Rupiah disebabkan oleh adanya dinamika global. Di mana The Fed atau bank sentral Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan tidak akan menurunkan suku bunga acuannya di tahun ini.
"Memang dinamika global terus bergerak setelah Federal Open Market Committee (FOMC) diturunkan, Dolar memang menguat karena statement FOMC memberi sinyal bahwa The Fed tidak akan menaikkan atau turunkan suku bunga," kata dia di Gedung BI, Jakarta, Senin (6/5).
Sementara itu, selama ini pasar memproyeksikan The Fed akan memangkas suku bunga acuannya di akhir tahun ini. "Pasar berekspektasi The Fed akan menurunkan suku bunga kebijakannya di akhir tahun ini, jadi ada perbedaan ekspektasi antara pasar dan chairman The Fed (Jerome Powell)," ujarnya.
Selain itu, adanya pernyataan dari presiden AS Donald Trump terkait perang dagang dengan China turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang negara-negara di dunia.
"Ada ketidakpastian yang dipicu Presiden AS mengenai kesepakatan perdagangan AS- China di mana yang bersangkutan mengancam tarif pengenaan tarif dari 10 persen jadi 20 persen, ini jadi agak surprise bagi market tadinya ekspektasi Dolar melemah, dengan adanya statement seperti itu jadi terbalik," ungkapnya.
Baca juga:
Rupiah Masih Betah di Level Rp14.300 per USD
BI soal Rupiah Terperosok ke Rp 14.309 per USD: Disebabkan Dinamika Global
Rupiah Melemah Tajam ke Level Rp14.331 per USD
IHSG dan Rupiah Melemah, Menko Darmin Bantah Karena Politik Memanas
Bank Indonesia Sebut Pelemahan Rupiah Saat ini Akibat Kebutuhan Dolar RI Naik
Nilai Tukar Rupiah Menguat Tipis di Level Rp14.206 per USD