Rupiah melemah, Sofyan Djalil anggap biasa
Disebabkan faktor eksternal berupa penguatan ekonomi AS.
Nilai tukar rupiah telah mencapai Rp 12.800 per dolar Amerika Serikat. Namun, pemerintah masih yakin pelemahan rupiah tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pelemahan rupiah disebabkan faktor eksternal berupa penguatan ekonomi AS. Bahkan, negara-negara lain seperti Jepang dan Korea pun ikut alami pelemahan.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Mengapa nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar di era Soeharto? Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
"Faktor eksternal yang tidak ada hubungan dengan faktor domestik. Yang terjadi adalah Korean Won melemah, yen Jepang melemah. Hampir semua mata uang Asia Timur melemah terhadap dolar," ujar Sofyan yang ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (12/2).
Sofyan mengatakan, pelemahan rupiah belum membuat pelaku pasar panik. Buktinya, pembelian asing masih mendominasi pasar modal yang masih mendominasi. "Saya pikir cuma hal yang biasa," tegas dia.
Selain itu, Sofyan menambahkan Bank Indonesia telah memberikan perhatian lebih terhadap lemahnya rupiah. Pemerintah pun tidak tinggal diam dengan melakukan banyak inovasi dalam perekonomian Indonesia.
"Karena yang kita lakukan di domestik sudah banyak dan diapresiasi juga. Tapi persoalan eksternal inilah dampaknya kita hidup dalam dunia global seperti sekarang. Mudah-mudahan akan capai keseimbangan besok," pungkas dia.