Rupiah Melemah Tajam ke Level Rp14.331 per USD
Rupiah dibuka di level Rp14.126 per USD, atau menguat dibanding penutupan perdagangan minggu lalu di Rp14.265 per USD. Rupiah melemah tajam usai pembukaan ke level Rp14.309, namun sempat stagnan dan kembali melemah tipis ke level Rp14.331 per USD.
Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal Ramadhan melemah seiring koreksi mata uang Asia, Senin (6/5). Rupiah dibuka di level Rp14.126 per USD, atau menguat dibanding penutupan perdagangan minggu lalu di Rp14.265 per USD.
Melansir Bloomberg, Rupiah melemah tajam usai pembukaan ke level Rp14.309, namun sempat stagnan dan kembali melemah tipis ke level Rp14.331 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, pelemahan rupiah terjadi seiring Presiden AS Donald Trump yang kembali mengancam memberlakukan kenaikan tarif minggu ini.
"Perjanjian dagang antara AS-China yang sudah berlangsung sejak pertengahan Februari lalu dinilai Presiden AS Trump sebagai sangat lambat kemajuannya, dan dia kembali mengancam China untuk memberlakukan tarif impor terhadap barang-barang impor dari China senilai 200 miliar dolar AS mulai minggu depan," ujar Lana dikutip Antara.
Ancaman terhadap China itu sendiri, merupakan upaya Trump untuk menekan segera terealisasinya perjanjian dagang tersebut. Trump menyebutkan ada upaya China untuk menarik beberapa kesepakatan sebelumnya dan melakukan renegosiasi.
"Kendati ancaman ini sebagai upaya Trump memaksa China untuk segera sepakat, namun pasar merespon negatif pernyataan Trump tersebut," kata Lana.
Mata uang Asia mayoritas melemah terhadap dolar AS. Yuan melemah 0,97 persen, dolar Hong Kong 0,01 persen, Won 0,72 persen, dolar Singapura 0,35 persen, dan Baht 0,19 persen. Sementara itu, Yen menguat terhadap dolar 0,54 persen.
Baca juga:
Awal Pekan, Harga Emas Turun Rp1.000 Jadi Rp664.000 per Gram
Bulog Akui Harga Telur Masih Sulit Dikendalikan
Masih Terus Diperbaiki, Peluncuran LinkAja Kembali Ditunda
Menteri Rini Sebut Penurunan Harga Tiket Pesawat Jadi Kewenangan Kemenhub
Di Puncak Perayaan HUT ke-21, Menteri Rini Banggakan Aset BUMN Tembus Rp8.000 T
Menteri Rini Resmikan Peletakan Batu Pertama Gedung BUMN Center