Rupiah tembus Rp 12.000-an, ini kata Sri Mulyani
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat tajam di perdagangan hari ini Selasa (27/9). Rupiah meninggalkan level Rp 13.000-an per USD menuju Rp 12.950 per USD. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penguatan Rupiah terhadap Dolar AS memberi dampak negatif dan positif terhadap Indonesia.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat tajam di perdagangan hari ini Selasa (27/9). Rupiah meninggalkan level Rp 13.000-an per USD menuju Rp 12.950 per USD.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penguatan Rupiah terhadap Dolar AS memberi dampak negatif dan positif terhadap Indonesia. Jika dari sisi APBN pergerakan Rupiah sampai akhir tahun tentu mempengaruhi penghitungan dari penerimaan Rupiah, terutama dari ekspor maupun sumber daya alam.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
"Tapi tentu ini ada nilai positifnya, dari sisi inflasi menjadi lebih stabil karena importir in place-nya menjadi sangat rendah. Rakyat secara keseluruhan menikmati keuntungan dari penguatan Rupiah walaupun dari sisi APBN tentu akan ada implikasinya dari sisi penerimaan," kata Sri Mulyani di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (27/9).
Di sisi lain, kepastian dari sisi suku bunga dari The Fed yang akan dinaikkan maupun dari sisi ke depan dengan kondisi ekonomi Amerika yang datanya cukup baik. "Itu setidaknya memberikan lagi space sehingga kita memiliki keuntungan dari sisi kepercayaan atau confidance yang meningkat terhadap situasi perekonomian Indonesia," katanya.
"Ini terlihat dari sisi arus capital yang masuk ke dalam negeri, ditambah dengan Tax Amnesty maka jumlah itu menjadi relatif sangat kuat dibandingkan pola yang sama pada tahun lalu, yang bisa menjelaskan kenapa dari sisi mata uang Rupiah kita mengalami penguatan," lanjutnya.
Jika dikompensasikan dengan capital flow yang masuk, karena sekarang ini ada beberapa hal yaitu bisa masuk dalam jangka pendek, dengan membeli surat-surat berharga pemerintah.
"Jadi, secara keseluruhan, saya hanya ingin mengatakan, ya mengelola APBN, setiap hari harus mengelola dengan berbagai dinamika itu, tapi arah yang positif ini, atau yang kita sebut adanya konfirmasi dari reaksi masyarakat dari jumlah modal yang masuk, dari persepsi. Ini memberikan modal yang cukup kuat bagi kita untuk meneruskan kebijakan-kebijakan yang pruden, yang baik. Karena bisa menimbulkan dampak positif dari sisi pelaku usaha, dari masyarakat luas yang mendapat keuntungan dari penguatan ini dan dari market yang kemudian menimbulkan dampak positif terhadap indikator-indikator yang juga dikelola secara hati-hati," pungkasnya.
(mdk/sau)