Rupiah terpuruk, Wapres JK sebut harusnya BI Rate turun
Kebijakan BI menahan suku bunga acuan tidak selaras dengan kondisi nilai tukar Rupiah yang kini sedang terpuruk.
Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) di level 7,5 persen. Menanggapi itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) melihat, kebijakan tersebut tidak selaras dengan kondisi nilai tukar Rupiah yang kini sedang terpuruk.
Menurut JK, saat nilai tukar Rupiah melemah terhadap USD, seharusnya BI Rate diturunkan. "Tidak ada cara untuk memperkuat Rupiah dengan menaikkan BI Rate. Selalu dalam keadaan seperti ini BI Rate harus turun," ucap JK di Gedung MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/8).
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai harga alutsista bekas yang dibeli pemerintah? "Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," kata JK. Ketika orang ingin membeli pesawat, yang diukur ada dua yaitu umur dan jam terbangnya. Khusus umur sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.
-
Kenapa Jusuf Kalla menilai pembelian alutsista bekas dengan harga Rp1 Triliun tidak layak? "Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," kata JK. Ketika orang ingin membeli pesawat, yang diukur ada dua yaitu umur dan jam terbangnya. Khusus umur sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.
-
Siapa Rajif Sutirto? Rajif Sutirto dikenal luas sebagai Ketua Umum Relawan Konco Prabowo. Ia juga tergabung dalam partai milik Prabowo, yaitu Gerindra.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI Rate di 7,5 persen. Dengan suku bunga Deposit Facility 5,5 persen dan Lending Facility pada 8 persen.
"Keputusan tersebut sejalan dengan upaya membawa inflasi menuju pada kisaran sasaran sebesar 4 persen plus minus 1 persen di 2015 dan 2016," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (18/8).
Fokus kebijakan BI dalam jangka pendek diarahkan pada langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Karena saat ini masih belum ada kepastian dari perekonomian global, dengan mengoptimalkan operasi moneter baik di pasar uang Rupiah maupun pasar valuta asing.
"Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya stabilitas nilai tukar dan stabilitas sistem keuangan dalam mendukung kesinambungan perekonomian," tegasnya.