Saham Industri Rokok Diprediksi Bakal Kinclong di 2019, Ini Penyebabnya
Faktor penting yang mendorong ialah rencana penetapan dua kebijakan oleh pemerintah yang disampaikan pada November lalu. Kebijakan itu ialah, pertama, cukai rokok tidak akan meningkat pada 2019. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 2 November 2018.
Keputusan pemerintah Jokowi-JK untuk tak menaikkan tarif curai rokok di tahun depan dinilai akan berdampak positif pada margin perusahaan rokok. Dengan cukai tak naik, beban perusahan menjadi jauh berkurang. Selama ini, cukai diperkirakan membebani biaya perusahaan sebesar 45 persen - 55 persen dari total biaya.
Dari sisi kinerja, tahun depan diprediksi akan semakin cerah. Faktor penting yang mendorong ialah rencana penetapan dua kebijakan oleh pemerintah yang disampaikan pada November lalu. Kebijakan itu ialah, pertama, cukai rokok tidak akan meningkat pada 2019. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 2 November 2018.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Bagaimana Djarum berhasil menjadi perusahaan raksasa di industri rokok? Tiga tahun berikutnya, Djarum berinovasi dengan meluncurkan Djarum Filter, merek rokok pertama yang diproduksi secara mekanis. Kesuksesan ini menjadi pijakan untuk diperkenalkannya Djarum Super pada tahun 1981. Saat ini, Djarum bukan hanya menjadi perusahaan raksasa, tetapi juga menjadi pilar industri rokok dengan lebih dari 75 ribu karyawan yang berdedikasi.
-
Bagaimana dampak cukai rokok terhadap industri hasil tembakau? "Kita dibatasi produksinya, tapi di lain pihak rokok ilegalnya meningkat. Kalau rokok ilegal menurut informasi dari kawan-kawan Kementerian Keuangan, itu hampir 7 persen. Kalau itu ditambahkan kepada produksi yang ada, pasti akan tidak turun," tuturnya.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
Kedua, pemerintah membeberkan 54 industri yang keluar dari Daftar Negatif Investasi (DNI). Dari daftar tersebut, industri rokok termasuk rokok kretek, rokok putih, dan rokok lainnya keluar dari DNI. Dengan demikian, relaksasi DNI di industri rokok mengundang Penanaman Modal Asing (PMA) masuk. Di sisi lain, perusahaan akan mendapat kemudahan dalam pengurusan perizinan.
"Cukai tembakau yang tidak dinaikan akan menambah dorongan positif dari kinerja keuangan saham-saham produsen rokok. Sehingga untuk saat ini masih layak di koleksi," ujar Kepala Riset PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi di Jakarta, Rabu (19/12).
Meski begitu, ada banyak tantangan pada industri ini. Pertama yaitu regulasi pemerintah baik mengenai penjualan, design produk, area merokok dan sponsorship. Kedua mengenai kampanye anti tembakau dari WHO yang terus beraksi pada generasi muda. Ketiga peralihan konsumen dari rokok tembakau ke rokok Elektronik.
Hanya saja, dijelaskan Lanjar, dari tantangan diatas 2 tantangan mereda yang pertama dari regulasi pemerintah dari sisi penjualan yang tidak menaikkan cukai tembakau meskipun dari design produk dan sponsorship masih dibatasi. Prospek peralihat konsumen dari Rokok tembakau ke rokok elektronik pun mereda.
"November lalu pihak di Amerika membatasi penjualan rokok elektrik sehingga peluang penguatan permintaan rokok tembakau meningkat," ucap Lanjar.
Dengan cukai yang stagnan margin pendapatan emiten rokok semakin menebal. Di sisi lain, volume penjualan berpotensi meningkat bila harga jual tidak dinaikkan.
Lanjar menyebut, saham-saham yang masih dapat dicermati secara fundamental di antaranya HMSP. Saat ini diperdagangkan dengan PER terendah selama 2 tahun terakhir yakni 30,1x dengan rata-rata PER 2 tahun terakhir di kisaran 33,2x. EBITDA Margin pun masih terjaga di atas 15 persen dengan perkiraan NPM dikisaran 12 persen. Konsensus target Price sendiri secara fundamental masih berada di kisaran 4120 secara Fundamental.
Selanjutnya GGRM. Memiliki pertumbuhan penjualan 3 tahun tertinggi dari perusahaan sejenis yakni 10,2 persen berbanding 5,7 persen rata-rata perusahaan sejenis. EBITDA Margin pun terjaga di atas level 15 persen dengan NPM diperkirakan 8,8 persen tahun ini. Konsensus Target Price sendiri secara fundamental berada di level 9000.
Baca juga:
Perda Kawasan Tanpa Rokok Disebut Tak Sesuai Aturan Nasional
Pengusaha Bingung Aturan Daerah Larang Pemajangan Produk Tembakau
Tarif Cukai 2019 Diputus Tak Naik, Rokok Ilegal Ditarget Turun Jadi 3 Persen
RI Diminta Contoh Selandia Baru Terapkan Aturan Produk Tembakau Alternatif
Ekonom World Bank: Penyederhanaan Struktur Tarif Cukai Rokok Sudah Tepat
Pengusaha Rokok: Perda KTR Ciptakan Ketidakpastian Usaha