Sebulan tak dibayar Bakrie, kontraktor Australia mogok kerja
Akibatnya produksi batu bara Bumi Resources di Kalsel mandeg. Kubu Bakrie menyesalkan mogok sepihak itu.
Sejak akhir bulan lalu, perusahaan jasa kontraktor asal Australia Leighton Holdings Ltd menghentikan aktivitas anak perusahaan mereka di tambang batu bara Senakin dan Satui, Kalimantan Selatan, yang dimiliki PT Bumi Resources.
Alasan Leighton mogok lantaran perusahaan tambang milik konglomerat Aburizal Bakrie itu belum membayar biaya jasa mereka lebih dari 30 hari. Infrastruktur dan operasional sehari-hari tambang Senakin dan Satui selama ini dikelola oleh PT Thiess Contractors Indonesia, anak perusahaan Leighton.
-
Di mana pemotretan keluarga Bakrie ini dilakukan? Pasangan selebritas ini secara rutin membagikan momen bersama keluarga sang suami, yang kembali terlihat ketika mereka berkumpul di Amerika Serikat pada awal tahun 2024.
-
Siapa saja yang ikut dalam pemotretan keluarga Bakrie ini? Dalam sebuah pemotretan yang diunggah melalui platform TikTok-nya, Nia Ramadhani memamerkan momen keluarga Bakrie yang terdiri dari generasi ketiga dan keempat.
-
Siapa Abu Bakar Aceh? Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
-
Apa yang menjadi sorotan utama dari keluarga Ardi Bakrie? Terkenal sebagai keluarga penerus old money, keluarga Ardi Bakrie selalu menjadi sorotan. Kekompakan dan keharmonisan mereka menjadi nilai tambah di mata publik.
-
Apa pesan utama Ustaz Abiazkakia di KapanLagi Buka Bareng? Pesan Ustaz Abiazkakia "Ia seperti bayi yang baru lahir, tanpa dosa, tanpa cela, ketika meraih kemenangan tersebut," katanya.
-
Kenapa Adinda Bakrie berendam air panas? Di tengah udara yang dingin, Adinda dan keluarganya menghangatkan diri dengan berendam di air panas.
Perwakilan Leighton dalam rilis pers mengatakan keputusan mogok diambil sejak 26 April lantaran ada ketentuan kontrak yang tidak ditaati Bumi. Namun, berapa persisnya uang yang seharusnya dibayarkan kubu Bakrie kepada perusahaan asal Negeri kanguru itu tidak dijelaskan.
Menanggapi tindakan Leighton, kubu Bumi mengaku kecewa. Direktur Utama Bumi Dileep Srivastava menegaskan pihaknya sudah membayar biaya jasa Thiess sesuai kontrak. Dia balik menuduh tindakan anak usaha Leighton itu tak patut dan melanggar kewajiban yang sudah disepakati.
"Kami sangat kecewa karena Thiess mengambil langkah sepihak. Keputusan mereka menghentikan operasi menurut kami sangat menyalahi aturan sesuai kontrak kerja yang berlaku," ujarnya dalam rilis yang diterima merdeka.com, Kamis (6/6).
Dileep sekaligus mengecam tindakan itu karena mengorbankan para pekerja yang kini menganggur. Ada pula potensi perekonomian masyarakat terganggu akibat mogok yang dilakukan Thiess.
Petinggi Bumi heran mengapa perusahaan Australia itu bisa bertindak sendiri tanpa membicarakan masalah pembayaran jasa baik-baik, seperti yang mereka lakukan selama ini.
"Kedua pihak sudah bekerjasama selama 12 tahun terakhir. Sebelumnya jika ada masalah bisa diselesaikan dengan baik dan sesuai aturan," kata Dileep.
Pihak Leighton pada pernyataan terakhir mengatakan mogok ini tidak akan dilakukan terlalu lama. Asal hak mereka dibayarkan, maka kegiatan operasional di dua tambang itu akan dimulai kembali.
Sebelum mogok itu berlangsung, produksi batu bara di Senakin dan Satui mencapai 3 juta ton per bulan. Bumi menargetkan penjualan 74 juta ton batu bara tahun ini, meningkat dibanding kinerja 2012 yang menghasilkan 68 juta ton.
Meski target produksi meningkat, perusahaan milik Bakrie ini memang masih digelayuti mendung. Tahun lalu Bumi mencatat kerugian USD 666,2 juta, karena harga batu bara di pasaran jatuh.
(mdk/ard)