Sudah Dipasarkan 160 Tahun, Merk Bir Tertua di Australia Bangkrut
Produsen bir ini meyakini ada peran perusahaan besar yang membuat pabrik ini bangkrut.
Merk bir tertua di Australia, Billson, yang sudah dipasarkan selama 16o tahun bangkrut. Pasangan suami istri yang mengelola usaha ini, Nathan dan Felicity Cowan, frustrasi.
Dilansir dari Daily Mail, Billson diproduksi sejak tahun 1865 mengalami kesulitan finansial karena persaingan yang dianggap tidak sehat.
Pasangan suami istri itu juga menuding runtuhnya bisnis ini karena penurunan tajam pembeli akibat inflasi. Keadaan semakin buruk saat pemerintah Australia menerapkan cukai yang tinggi terhadap minuman beralkohol.
"Selama tujuh tahun, kerja keras dan semangat semua orang telah menghasilkan dukungan luar biasa dari orang-orang di seluruh Australia dan beberapa pertumbuhan bisnis yang luar biasa. Sayangnya, pertumbuhan itu menutupi beberapa kesalahan yang kami buat selama ini karena sistem dan proses kami yang gagal," kata pemilik dalam sebuah pernyataan.
Runtuhnya bisnis ini terjadi meskipun penjualan tahunan melonjak menjadi sekitar USD120 juta pada tahun 2023-2024, naik dari USD100 juta tahun sebelumnya.
Pada kondisi ini, Rob Smith dan Matthew Hutton dari McGrathNicol telah ditunjuk sebagai administrator.
Smith menjelaskan bahwa penilaian menyeluruh terhadap bisnis sedang dilakukan, yang akan mengakibatkan beberapa pemutusan hubungan kerja.
Namun, administrator mengharapkan banyak minat dari pembeli potensial dan berharap Billson dapat terjual dengan cepat.
"Kami bekerja sama dengan para pemangku kepentingan utama untuk memaksimalkan prospek penyelesaian penjualan atau rekapitalisasi Billson secara sukses," kata Smith.
Tercatat, pada bulan Januari, Billson mempekerjakan sekitar 200 anggota staf.
Namun, pada bulan Februari perusahaan telah memangkas jumlah pekerjanya setengahnya menjadi 100 sebagai upaya pemangkasan biaya, sementara para administrator berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja lebih lanjut.
Pabrik bir bersejarah Billson di Beechworth telah menjadi objek wisata populer, yang menawarkan tur pabrik bir, akomodasi, taman bir, dan bar speakeasy.
Pasangan suami istri, Cowan mengatakan bahwa pembuat minuman keras di Australia dibebani dengan pajak cukai tertinggi ketiga di dunia, yang menyebabkan penurunan penjualan.
Keruntuhan Billson terjadi beberapa hari sebelum kenaikan cukai sebesar 2 persen pada hari Senin. Para pembuat bir mengatakan pajak tersebut telah meningkat tajam akibat inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga sejak awal 2020.
"Ada saatnya Anda tidak bisa terus-menerus menyerapnya dan kemudian Anda mencoba meneruskannya ke pelanggan dan Anda kehilangan bisnis," kata pembuat bir kerajinan Perth, Travis Moore.
Kepala eksekutif Asosiasi Pembuat Bir Independen, Kylie Lethbridge, mengatakan industri sejatinya telah melobi pemerintah untuk keringanan anggaran federal tahun ini tetapi seruan mereka untuk pembekuan cukai selama 12-18 bulan diabaikan.
Moore mengatakan ada dua perusahaan besar mengunci pabrik bir lainnya. Perusahaan besar yang dimaksud adalah Lion, yang dimiliki oleh Kirin, dan Carlton United Breweries, yang dimiliki oleh Asahi, yang memproduksi hingga 85 persen dari semua bir yang diseduh di Australia.