Sederet Bantuan Pemerintah Bikin Angka Pernikahan di Korea Naik
Tren ini muncul seiring bantuan finansial yang diberikan pemerintah.
Hampir 19.000 pasangan, menikah pada Juli 2024. Angka ini naik 32,9 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Dilansir dari The Korea Times, tingginya jumlah pasangan yang menikah didasari insentif uang tunai yang diberikan pemerintah sebesar 2,5 juta won atau setara Rp28 juta.
- Biaya Pernikahan Terlalu Mahal, Banyak Warga Korea Pilih Kumpul Kebo
- Konglomerat Korea Pusing, Angka Kelahiran Makin Rendah Jumlah Lansia Makin Banyak
- Baru Bayar Utang Setelah 27 Tahun, Pria Ini Tulis Surat Isinya Mengharukan
- Korea Selatan Bakal Kasih Uang Rp11,8 Juta untuk Masyarakat yang Mau Berpacaran
Bantuan finansial juga diberikan kepada pasangan pengantin baru berupa bantuan untuk membeli properti dengan bunga sangat rendah.
Namun, khusus untuk bantuan rumah baru bisa diterima jika pasangan pengantin tersebut memiliki anak biologis atau adopsi di bawah usia 2 tahun.
Wilayah dengan registrasi pernikahan tertinggi
Berdasarkan statistik Korea, Provinsi Daejon menjadi wilayah dengan jumlah registrasi pernikahan tertinggi, tumbuh 50 persen dibandingkan tahun lalu. Diikuti Chungcheong Utara 42,9 persen, dan Gwangju 42,5 persen.
"Angka bulan Juli tahun ini cukup tinggi karena efek lanjutan dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh manfaat yang diberikan oleh pemerintah pusat dan kotamadya untuk pasangan muda," demikian penjelasan data badan statistik tersebut.
Apakah peningkatan jumlah pasangan akan menghasilkan lebih banyak bayi baru lahir masih harus dilihat.
Korea mencatat total 20.601 kelahiran bayi pada bulan Juli, naik 7,9 persen dari tahun lalu. Ini merupakan perkembangan penting, mengingat angka tersebut telah mencatat penurunan selama delapan tahun berturut-turut hingga tahun lalu sejak 2016.
Angka kelahiran total negara itu turun ke angka terendah global sebesar 0,72 tahun lalu.