Banyak Perusahaan Korea Lakukan Cara Ini Demi Kurangi Beban Keuangan
Langkah perusahaan Korea semakin menguatkan peran mereka di kancah global.
Dalam beberapa tahun terakhir, konglomerat Korea tercatat melakukan sejumlah transaksi penting dalam memonetisasi kekayaan intelektual (IP) mereka, termasuk paten, menurut Burford Capital, firma keuangan hukum global yang berkantor pusat di London.
Dilansir dari The Korea Times, alasan mereka bisa beragam, melakukan monetasi kekayaan intelektual demi mengurangi beban keuangan dalam memegang hak kekayaan intelektual hingga mendapatkan pengaruh dalam negosiasi bisnis. Namun, terlepas dari tujuannya, memonetisasi paten telah membantu mereka membuka likuiditas keuangan.
Korea Times secara eksklusif mendapatkan laporan pada hari Rabu, yang ditulis bersama oleh Katharine Wolanyk, direktur pelaksana di Burford Capital, dan Chris Freeman, direktur yang bertanggung jawab untuk menilai dan menjamin risiko hukum di grup patennya. Laporan tersebut akan diterbitkan di Burford Quarterly pada hari Kamis (waktu Korea).
Para penulis menunjukkan bahwa pada tahun 2024, telah terjadi transaksi paten besar yang melibatkan pemilik IP yang canggih, termasuk SK Hynix. Tahun ini, raksasa semikonduktor tersebut menjual lebih dari 1.500 paten kepada afiliasi agregator paten Korea, Ideahub.
Pada bulan November 2023, LG Electronics menjual 48 paten penting standar terkait teknologi codec kepada produsen ponsel pintar asal Tiongkok, Oppo. Perusahaan tersebut tidak lagi membutuhkan beberapa paten ini setelah keluar dari pasar ponsel pintar pada tahun 2021.
"Penjualan ini merupakan bagian dari strategi LG untuk mengambil untung dari portofolio luasnya yang mencakup sekitar 24.000 paten, khususnya dalam teknologi 4G, 5G, dan Wi-Fi, karena produsen telepon pintar Tiongkok lainnya seperti Oppo dan Vivo telah menghadapi tuntutan hukum atas kekurangan paten," tulis laporan itu.
LG Energy Solutions, anak perusahaan LG Group lainnya, telah mengumumkan bahwa mereka "akan mempelopori upaya untuk menciptakan kumpulan lisensi paten untuk baterai kendaraan listrik, suatu area di mana mereka memiliki portofolio paten terkemuka di dunia."
Samsung juga muncul sebagai pemain kunci dalam lanskap IP, memanfaatkan portofolio patennya yang luas untuk inovasi dalam telekomunikasi, elektronik konsumen, dan semikonduktor.
"Pada tahun 2023, Samsung menandatangani beberapa perjanjian lisensi yang menghasilkan pendapatan langsung dan menjalin kemitraan jangka panjang dengan raksasa teknologi lainnya. Upaya ini menyoroti fokus strategis Samsung pada manajemen IP yang kuat sebagai pendorong profitabilitas dan inovasi," kata laporan tersebut.
Posisi Perusahaan Korea di Kancah Global
Langkah-langkah ini menunjukkan semakin diakuinya perusahaan Korea terhadap paten sebagai aset keuangan yang berharga, meskipun alasan di balik keputusan monetisasi bervariasi menurut perusahaan, menurut laporan tersebut.
Salah satu alasannya adalah kepemilikan IP itu sendiri mahal. Investasi R&D untuk mengembangkan teknologi dapat mencapai jutaan dolar atau lebih, diikuti oleh biaya hukum yang signifikan untuk memperoleh dan memelihara aset paten terkait.
Selain itu, dengan secara tegas memperoleh kembali uang dari aset hukum mereka, perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari sumber pendapatan baru untuk melengkapi penjualan yang menurun atau margin keuntungan yang menyusut. Alasan ini khususnya berlaku bagi perusahaan yang telah lama berdiri atau beroperasi dalam industri yang sangat kompetitif.
Dalam kasus lain, perusahaan seperti LG Electronics telah keluar dari lini bisnis dan tidak lagi melihat perlunya mempertahankan IP yang tidak lagi menjadi inti operasi mereka. IP juga dapat dimanfaatkan untuk memajukan tujuan perusahaan, seperti memperoleh keuntungan dalam negosiasi bisnis.
"Dalam ekonomi yang tidak menentu, perusahaan perlu berhati-hati dalam pengelolaan modal dan inovatif dalam mengejar nilai. Bagi banyak pemilik paten, divestasi yang dibiayai mungkin merupakan solusi optimal. Dengan risiko yang kecil atau bahkan tanpa risiko, dengan beban operasional yang minimal, perusahaan dapat mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan baru dengan memanfaatkan aset IP mereka," katanya.