Segini Tarif Konsultasi Dukun Muda Korea Selatan yang Diminati Milenial dan Gen Z
Generasi muda mengeluh kepada dukun muda karena merasa memiliki beban kehidupan yang sama.
Generasi muda mengeluh kepada dukun muda karena merasa memiliki beban kehidupan yang sama.
- Biaya Pernikahan Terlalu Mahal, Banyak Warga Korea Pilih Kumpul Kebo
- Biaya Hidup Makin Tinggi, Milenial dan Gen Z Banyak "Ngadu" ke Dukun Muda Korea Selatan
- Dukun Muda di Korea Selatan Makin Digandrungi, Sampai Ekspansi di Media Sosial
- Pandangan Gen Z dan Milenial: Kuliah Semakin Mahal dan Topik Diajarkan Bisa Dipelajari Sendiri
Segini Tarif Konsultasi Dukun Muda Korea Selatan yang Diminati Milenial dan Gen Z
Berkonsultasi kepada dukun bukanlah hal tabu di Korea Selatan. Sebaliknya, banyak dukun muda yang justru memanfaatkan media sosial untuk memperluas pasar mereka.
Eunmi Pang, dukun yang sudah berpraktik selama 20 tahun ini mengatakan, stigma dukun di masa sekarang tidak lagi menyeramkan.
“Orang-orang biasanya menyembunyikan bahwa mereka hidup sebagai (dukun). Ada banyak stigma,” kata Eunmi Pang, dilansir dari Reuters, Minggu (9/6).
Pang mengatakan, dukun saat ini lebih berani berekspresi dan mempromosikan diri.
Dukun yang diyakini memiliki kemampuan ramalan biasanya mengenakan biaya sekitar 100.000 won atau setara Rp1,1 juta dengan durasi konsultasi antara 30 hingga 60 menit.
Rata-rata para dukun atau peramal menawarkan saran dalam menjalin hubungan, panduan dalam mencari pekerjaan, dan prediksi tentang masa depan.
Dukun biasanya menjawab pertanyaan setelah melakukan ritual yang mungkin melibatkan membunyikan lonceng dan melempar butiran beras.
Mereka juga bernyanyi, menari dan berjalan di ujung pisau untuk meminta campur tangan ilahi.
Meskipun praktiknya berbeda-beda, banyak dukun Korea yang memuja dewa lokal seperti Dewa Gunung, Nenek Jiwa Agung, dan Raja Naga.
Sementara itu dukun muda yang berbasis di Seoul, Lee Kyoung Hyun mengaku membuka akun youtube untuk menunjukan aktivitasnya berlatih spiritual.
Saat ini, dia memiliki ribuan pelanggan (subscriber). Dari jumlah pelanggan itu, setidaknya ratusan pelanggan berkonsultasi kepada Lee.
“Keadaan masyarakat Korea Selatan saat ini merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan,” kata Lee, seraya menambahkan bahwa banyak klien milenial dan Gen Z datang kepadanya dengan kekhawatiran mengenai perumahan yang terjangkau dan biaya membesarkan anak.
Sebelumnya, Badan Kementerian Kebudayaan memperkirakan pada tahun 2022 terdapat antara 300.000 dukun dan 400.000 peramal di Korea Selatan.
Asisten Profesor di Akademi Studi Korea, sebuah lembaga penelitian dan pendidikan yang beroperasi di bawah Kementerian Pendidikan Han Seung Hoon mengatakan, relasi dukun muda dengan masyarakat saat ini terjalin cukup baik.
Ini disebabkan masalah saat ini hampir dirasakan oeh dukun muda ataupun masyarakat biasa.
Sebagai contoh, harga rumah di Seoul yaitu 15 kali lipat gaji rata-rata pada tahun 2022, naik dari 8,8 persen pada tahun 2017. Korea juga tantangan akibat inflasi dan suku bunga yang tinggi.
"Generasi muda dukun yang tinggal di kota dapat terhubung dengan baik dengan klien muda yang menghadapi tantangan ekonomi yang tidak dapat mereka temukan jawabannya," kata Han Seung-hoon.