Sektor Hulu Migas Punya Peran untuk Mencapai Indonesia Karbon Netral
Tahun 2023, SKK menargetkan investasi sebesar Rp234,18 triliun di industri hulu migas.
Tahun 2023, SKK menargetkan investasi sebesar Rp234,18 triliun di industri hulu migas.
Sektor Hulu Migas Punya Peran untuk Mencapai Indonesia Karbon Netral
Sektor Hulu Migas Punya Peran untuk Mencapai Indonesia Karbon Netral
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto menegaskan industri hulu migas memiliki peran penting dalam mewujudkan transisi energi menuju karbon netral atau Net Zero Emissions. Sehingga Indonesia perlu memperbaiki iklim investasinya guna mengamankan investasi hulu migas dalam persaingan yang ketat.
- Industri Makanan dan Minuman Tarik Investasi Rp19,6 Triliun, Serap 5,7 Juta Tenaga Kerja
- Indonesia Butuh Investasi Rp307 Triliun per Tahun, Kejar Target Produksi 1 Juta Barel Minyak
- SKK Migas Kejar Target Investasi Hulu Migas Rp237 Triliun Tahun Ini
- Pengusaha Swasta Investasi Rp20 Triliun Bangun Sektor Hiburan di IKN Nusantara
"Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mendorong investasi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kolaborasi dari semua pemangku kepentingan adalah suatu keharusan guna memperkuat investasi di industri hulu migas,"
kata Dwi dalam Pembukaan Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 Wilayah Sumatera Bagian Selatan di Palembang, Selasa (8/8).
Dwi menuturkan, untuk mencapai target produksi minyak bumi 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar gas standar kaki kubik per hari (bscfd) pada tahun 2030, Indonesia memerlukan investasi hulu migas yang signifikan dan peningkatan kapasitas para pelaku yang ada di dalamnya. Termasuk sektor penunjangnya yang tidak akan terwujud tanpa peran aktif dari semua pemangku kepentingan. Tahun 2023, SKK menargetkan investasi sebesar Rp234,18 triliun di industri hulu migas. Target ini lebih tinggi 26 persen dibandingkan capaian investasi tahun 2022 yang sebesar Rp185,36 triliun.
Untuk mencapai target tersebut, SKK Migas mengajak semua pihak yang terlibat dalam industri hulu migas membangun kolaborasi strategis.
Agar industri ini bisa terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang optimal. Sehingga semakin terbuka peluang bagi pelaku bisnis untuk menjalin kemitraan dengan potensi lokal yang ada.
“Forum Kapasitas Nasional bisa menjadi platform bagi pelaku industri, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan, dan mengidentifikasi peluang bersama dalam pengembangan sektor migas yang berkelanjutan,” kata Dwi.
Forum ini juga hadir Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani, Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Pemprov Sumsel, Darma Budhi, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel Anggono Mahendrawan, serta perwakilan perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di wilayah Sumbagsel.
Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel Anggono Mahendrawan menjelaskan, Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 Wilayah Sumbagsel akan mendiskusikan peran penting industri minyak dan gas dalam pertumbuhan berkelanjutan serta pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan tuntutan untuk mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan lingkungan, yang juga menjadi tanggung jawab industri hulu migas nasional.
“SKK Migas, bersama dengan semua pemangku kepentingan, siap untuk bekerja bersama demi menghadirkan masa depan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan penuh potensi dalam industri hulu migas,” Anggono. Vice President SKK Migas, Erwin Suryadi mengatakan, pada tahun ini, Forum Kapasitas Nasional sudah dilakukan di 4 kota, yakni di Surabaya, Sorong, Balikpapan, dan Batam. Di semua wilayah operasi, SKK Migas konsisten untuk mengembangkan dan mendorong penggunaan produk negeri.
Produk-produk yang akan didorong tersebut mencakup produk UMKM, barang dan jasa, tenaga kerja, pengembangan vendor lokal, industri penunjang sekitar area provinsi operasi dan pengembangan energi. “Di Palembang, kami memfasilitasi kemitraan antara KKKS dan industri penunjang hulu migas di area Sumbagsel, serta pemangku kepentigan lainnya seperti pemerintah daerah, perguruan tinggi, serta UMKM. Hal ini membantu dalam pertukaran pengetahuan, teknologi, dan keahlian, yang pada akhirnya mendukung pengembangan industri lokal,” katanya.
Forum ini, lanjut Erwin, juga berperan dalam penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan tenaga kerja lokal. Dengan meningkatkan kualifikasi dan keterampilan pekerja lokal, industri lokal dapat lebih terlibat dalam berbagai tahapan kegiatan hulu minyak dan gas bumi, termasuk eksplorasi, produksi, dan pengolahan.