Sempat Melemah ke Level Rp14.408 per USD, Rupiah Akhirnya Menguat di Penutupan
Mengutip data Bloomberg, Rupiah bergerak fluktuatif sepanjang perdagangan. Rupiah sempat melemah ke level Rp14.408 per USD siang tadi atau usai Presiden Jokowi mengumumkan Indonesia positif virus corona.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup menguat tipis di perdagangan hari ini, Senin (2/3). Sore ini, Rupiah ditutup di Rp14.265 per USD atau menguat tipis dibanding pembukaan tadi pagi di Rp14.337 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah bergerak fluktuatif sepanjang perdagangan. Rupiah sempat melemah ke level Rp14.408 per USD siang tadi atau usai Presiden Jokowi mengumumkan Indonesia positif virus corona.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, BI terus memonitor kondisi penyebaran virus Corona secara global dan pengaruhnya ke pasar keuangan. Menurut penilaian BI, intensitas virus corona di China sudah mulai mereda.
Namun, pasca ditemukan penyebaran virus di luar China ketidakpastian ekonomi global justru semakin berkepanjangan. Hal ini kemudian membuat investor global menarik dananya dari negara berkembang dan beralih ke aset yang lebih aman.
"Investor global menarik penempatan dananya di pasar keuangan negara berkembang dan mengalihkan kepada aset keuangan dan komoditas yang dianggap aman," ujar Perry di kantornya, Senin (2/3).
Dia menyatakan, para investor cenderung menarik dana dan mengkonversikannya ke uang tunai atau memasukkannya ke bentuk investasi lain seperti emas atau US Treasury bond (surat berharga pemerintah AS). Menurutnya, kondisi ini menekan pasar keuangan dunia dan memberikan tekanan depresiasi cukup tajam pada banyak mata uang global, termasuk Indonesia.
Untuk itu, BI terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah dan memitigasi dampak resiko penyebaran virus corona di Indonesia. Pemerintah telah dan akan terus meningkatkan ruang stimulus fiskal dan memberikan kemudahan berusaha di sektor riil termasuk pariwisata dan ekspor impor untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
"Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas moneter, nilai tukar Rupiah, dan pasar keuangan, serta mendorong momentum pertumbuhan ekonomi," tandasnya.
Strategi Bank Indonesia Tangkal Dampak Virus Corona ke Perekonomian
Bank Indonesia (BI) mengeluarkan lima strategi dan kebijakan untuk mengantisipasi dampak virus corona ke perekonomian. Pertama, BI akan meningkatkan intensitas intervensi di pasar keuangan menggunakan triple intervention agar nilai tukar Rupiah stabil sesuai fundamental dan mengikuti mekanisme pasar, meliputi optimalisasi di pasar spot, Domestic Non Delivery Forward (DNDF) dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN).
"Kedua, BI akan menurunkan rasio giro wajib minimum valuta asing bank-bank umum konvensional yang semula 8 persen dari DPK menjadi 4 persen dari DPK. Dan ini berlaku mulai 16 Maret 2020," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo di Kompleks BI, Senin (2/3).
Ketiga, BI juga akan menurunkan giro wajib minimum untuk Rupiah sebesar 50 basis poin dari untuk bank-bank uang melakukan kegiatan pembiayaan ekspor dan impor yang tentu saja dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan pemerintah.
Adapun, kebijakan ini akan diimplementasikan pada 1 April 2020 dan berlaku selama 9 bulan.
"Keempat, BI akan memperluas jenis dan cakupan underlying transaksi bagi investor asing dalam lindung nilai, termasuk di DNDF. Bagi investor asing yang menjual kepemilikannya di SBN dan memasukkannya ke dalam rekening Rupiah itu bisa dijadikan underlying untuk membeli DNDF," kata Perry.
Sementara langkah kelima, investor global dapat menggunakan bank kustodi baik bank global maupun domestik dalam melakukan investasi di Indonesia.
"Tidak harus semuanya dengan bank kustodi global, bisa dengan domestik termasuk praktik resikonya. Kami tegaskan semua investor global silakan pakai domestik," kata Perry.
(mdk/idr)