Sempat Menguat, Rupiah Bergerak Melemah ke Level Rp 14.071 per USD
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat menguat usai pembukaan ke level Rp 14.003 per USD. Namun, saat ini Rupiah kembali melemah ke Rp 14.071 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat di perdagangan hari ini, Selasa (8/1). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.059 atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 14.082 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat menguat usai pembukaan ke level Rp 14.003 per USD. Namun, saat ini Rupiah kembali melemah ke Rp 14.071 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, mata uang Garuda masih berpeluang untuk menguat terhadap USD. Namun, penguatan tidak akan terjadi secara otomatis.
"Masih. (Masih bisa lanjut menguat) Ya iya. Tapi kan tidak otomatis," ujar Menko Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/1).
Menko Darmin mengatakan, penguatan Rupiah masih terus dibayang-bayangi oleh berbagai kondisi global. Meski demikian, saat ini arah untuk penguatan masih terus berlanjut.
"Dunia ini kan gonjang-ganjing juga kadang, begini kadang begitu. Tapi kan arahnya masih menguat. Jadi, masih," jelas Menko Darmin.
Sebelumnya, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsah menyebutkan Rupiah melanjutkan penguatan yang signifikan hari ini yaitu sebesar Rp 215 atau 1,51 persen.
Dia mengatakan, penguatan Rupiah ini terjadi di tengah situasi pasar keuangan global yang diwarnai optimisme atas prospek hasil negosiasi kesepakatan sengketa dagang AS dan China, serta perubahan sikap Chairman FOMC the Fed atas lintasan suku bunga AS ke depan.
"Tidak seperti sebelumnya yang tegas akan menaikkan suku bunga dua kali di 2019, paska jatuhnya harga saham di AS, kali ini the Fed menyiratkan akan lebih fleksibel dan akan menunggu perkembangan data ekonomi ke depan, serta siap melakukan perubahan dalam kebijakan suku bunga ke depan dan dan mulai melunak atas rencana proses penarikan likuiditas dari sistem keuangan," kata Nanang di Jakarta, Senin (7/1).
(mdk/idr)