Sempat Terlilit Utang, Lelaki Asal AS ini Mampu Hasilkan Rp500 Juta Per Tahun
Seorang lelaki asal Amerika Serikat, Chance Wimberley berhasil mencapai kesejahteraan finansial dengan menghasilkan USD 39.000 per tahunnya (atau setara Rp 500 Juta). Namun di masa lalu, dia mengaku sempat melakukan banyak kesalahan dalam mengelola keuangannya.
Seorang lelaki asal Amerika Serikat, Chance Wimberley berhasil mencapai kesejahteraan finansial dengan menghasilkan USD 39.000 per tahunnya (atau setara Rp500 Juta). Namun di masa lalu, dia mengaku sempat melakukan banyak kesalahan dalam mengelola keuangannya.
Lelaki umur 32 tahun ini punya utang kartu kredit sekitar USD 13.000 setelah lulus SMA, dan masih memiliki kurang lebih USD 4.500 yang tersisa untuk dilunasi, termasuk USD 3.400 yang dia konsolidasikan ke dalam pinjaman pribadi dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Di luar itu, Chance juga berutang sekitar USD 22.000 dalam utang pinjaman mahasiswa federal saat masih kuliah.
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Apa yang menginspirasi dari kisah bisnis pempek ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.
-
Bagaimana cara mendapatkan inspirasi? Salah satu cara menemukan inspirasi yang paling mudah adalah bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang. Saling berbagi dan bertukar pikiran tentu akan membuka wawasan dan juga ide-ide yang unik.
"Saya mengajukan sebanyak mungkin kartu kredit. Hingga akhirnya, saya membiarkan diri saya tenggelam di bawah utang. Dalam 7 tahun, keuangan saya hancur, karena tidak menemukan jalan keluar untuk melunasi semua utang saya," ungkap Chance dilansir CNBC Make-It.
Kemudian, di tahun 2013, Chance mendapat sebuah pencerahan tentang keuangan saat sedang membeli mobil pertamanya. "Waktu itu saya bangun dan merasa sengsara, seluruh utang saya membuat saya merasa resah," ujarnya.
Sejak saat itu, Chance mulai bangkit dan bertekad untuk menghemat. Hingga hari ini, dia berhasil menghasilkan USD 39.000 (Rp574 Juta) melalui profesinya sebagai spesialis anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk negara bagian Oklahoma. Chance sendiri masih tinggal bersama orang tuanya, di rumah tempat dia dibesarkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, dia berhasil menyisihkan USD 35.000 di rekening tabungan dan USD 15.000 di rekening pensiunnya (401 (k) plan), meski penghasilannya belum mencapai USD 40.000 dalam setahun. Lewat kejadian tumpukan utangnya tersebut, Chance selalu berupaya untuk mengurangi utangnya dan berencana melunasi seluruhnya hingga bulan Desember tahun ini.
Pelajaran
Baginya, selalu ada pelajaran untuk semua orang dalam perjalanan finansial mereka. Oleh karena itu, setiap orang wajib memahami bagaimana utang yang mereka ajukan, entah dari kartu kredit atau pinjaman mahasiswa.
"Dulu, saya melihat berutang itu bukanlah apa-apa, tapi akhirnya saya sadar kalau utang dapat membuat keuangan orang sampai merosot. Jadi, jangan hanya menandatangani dokumen apapun yang ditawarkan lembaga keuangan kepada anda, luangkan waktu untuk riset lebih dahulu," katanya.
Di samping hati-hati dalam mengelola uang, Chance menyebutkan bahwa setiap orang harus berani membuat perubahan dan mengejar apa yang diinginkan. Contohnya, Chance ingin menjadi perawat waktu umurnya masih 20. Namun, karena merasa tidak sanggup menjalaninya, dia memilih untuk 'bermain aman' di jurusan sejarah dan ilmu politik.
"Dulu, saya enggan untuk menantang diri saya karena takut. Namun, pikiran saya berubah lagi sejak pandemi melanda. Rasanya, hidup terlalu singkat jika saya tidak mengejar impian saya selagi masih ada kesempatan," katanya.
Terkadang, Chance merasa malu karena masih tinggal dengan orang tuanya. Meskipun demikian, dia bertanggung jawab terhadap setiap kebutuhan yang ada di rumah. "Saya membayar hipotek orang tua saya, menangani belanja rumah tangga, dan beberapa biaya pemeliharaan rumah," ujarnya.
Mengelola Uang Harus Dipelajari Sejak Dini
Chance tumbuh dengan kondisi finansial keluarga yang tidak terlalu memadai. Ibunya kehilangan pekerjaan saat dia masih TK dan ayahnya merupakan seorang veteran yang menyandang demensia. Dalam sebulan, keluarganya bisa hidup dengan uang kurang dari USD 700.
Segalanya menjadi lebih rumit ketika ayahnya kecanduan judi, sehingga harus kehilangan uang untuk membayar tagihan di rumah. Akhirnya, Chance harus mengambil alih keuangan keluarga dan memastikan semua tagihan telah dibayar. "Selain mengatur uang saya, saya juga perlu mengatur uang mereka. Maka dari itu saya butuh menghemat banyak uang," tambahnya.
Sampai saat ini, dia masih mengelola keuangan orang tuanya, dan belakangan ini juga membantu ibunya mengurus ayahnya. Namun, dia bertekad untuk pindah setelah menyelesaikan sekolah perawat pada 2023. Dia memiliki visi untuk tinggal di L.A. sejak dia berkunjung ke sana pada tahun 2018.
Demi mencapai mimpinya, Chance mulai mengatur setiap pengeluaran dan pemasukan lewat budgeting. Dia mengalokasikan tabungan sebesar USD 1.000, biaya transportasi USD 504, investasi dana pensiun USD 175, bahan makanan USD 160, belanja USD 130, biaya sewa USD 100, biaya telepon USD 75, dan langganan platform hiburan (Netflix, Spotify, Amazon Prime) sebesar USD 29.
Peristiwanya terlilit utang di masa lalu telah memberikannya tamparan untuk tidak mengambil pinjaman jika tak bersifat darurat. "Saya sudah belajar untuk hidup dengan budget di bawah penghasilan saya. Karena bisa saja sewaktu-waktu saya akan membutuhkan uang itu," tutupnya.
Reporter Magang: Theniarti Ailin
(mdk/azz)