Sepanjang semester I 2014, kinerja grup Astra masih positif
Kompetisi pada pasar mobil masih tinggi dan harga batu bara diperkirakan masih rendah.
Kinerja PT Astra International Tbk dan anak perusahaannya (Astra Grup) sepanjang semester I tahun 2014 tercatat mengalami peningkatan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2013.
Secara total, laba bersih Astra grup naik 11 persen dari Rp 8,8 triliun menjadi Rp 9,8 triliun. Untuk, laba bersih per saham mengalami kenaikan sebesar 11 persen menjadi Rp 242 per saham. Astra grup mencatat pendapatan bersih Rp 101,5 triliun atau naik 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 94,3 triliun.
-
Bagaimana proses pengecatan mobil di pabrik PT Astra Daihatsu Motor? Pabrik PT Astra Daihatsu Motor (ADM) untuk pengecatan menggunakan standar manufaktur: Heat Polymerization, proses pengecatan dengan proses dipanaskan dengan suhu minimal 140 derajat celcius. Proses pengecetan manufaktur ADM 4 tahap: cleaning/pembersihan bodi, pelapisan antikarat, surfacer & sealing dengan lapisan terakhir adalah top coating.
-
Bagaimana Toyota dan Astra berhasil menjalin kerjasama? Dan dibantu lobi Soedjomo Hoemardani, asisten pribadi Presiden Soeharto, jadilah Toyota memilih Astra sebagai mitra di Indonesia (hlm 76).
-
Mengapa Toyota memilih Astra sebagai mitra di Indonesia? Toyota tidak pernah benar-benar memintai Astra, tetapi mereka menghendaki mitra dagang yang aman secara politis. Mereka memandang Astra, namun sesungguhnya mereka lihat adalah pemerintah (RI).
-
Kapan Toyota dan Astra mendirikan perusahaan patungan? Akhirnya Astra berjodoh dengan Toyota, yang dirayakan mendirikan perusahaan patungan: PT Toyota Astra Motor pada 12 April 1971 dengan kepemilikan saham Astra 51%.
-
Apa itu Honda Astrea? Honda Astrea, yang telah menjadi merek legendaris dan sangat populer di Indonesia.
-
Siapa yang membantu Astra mendapatkan keagenan Toyota? Buku Konglomerasi: Negara dan Modal dalam Industri Otomotif Indonesia (Chalmers: 1996) menyebutkan, yang lain tetap bersikukuh bahwa Soemitro lah yang secara efektif mengadakan lobi-lobi untuk kepentingan Astra pada awal Orde Baru (hlm 185).
"Bisnis Grup Astra mencatat hasil yang beragam pada semester pertama tahun 2014 ini, meskipun volume operasional masih tinggi. Kinerja keuangan hingga akhir tahun diperkirakan masih baik, walaupun kompetisi pada pasar mobil masih tinggi dan harga batu bara diperkirakan masih rendah,"ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto melalui keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Kamis (24/7).
Ada 6 lini bisnis yang dijalankan oleh Grup Astra, yakni Divisi Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur, Logistik dan Lainnya, serta Teknologi Informasi. Tidak semua mengalami peningkatan kinerja.
Otomotif mengalami penurunan terhadap laba bersih sebesar 9 persen menjadi Rp 4 triliun. Penyebabnya perang diskon di pasar mobil, meskipun permintaan kendaraan bermotor tetap baik di semester pertama tahun 2014.
"Perang diskon yang masih berlanjut di pasar mobil memberikan dampak pada turunnya laba bersih," kata dia.
Total penjualan mobil nasional yang meningkat 7 persen menjadi 642.000 unit, tidak banyak berperan mendorong kinerja Astra. Penjualan mobil Grup Astra (Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks dan Peugeot) hanya mengalami kenaikan 4 persen menjadi 334.000 unit, dengan pangsa pasar menurun dari 53 persen menjadi 52 persen.
Sementara penjualan sepeda motor nasional naik 7 persen menjadi 4,2 juta unit. Penjualan sepeda motor Honda keluaran PT Astra Honda Motor (AHM) melesat 11 persen menjadi 2,6 juta unit, dengan peningkatan pangsa pasar dari 60 persen menjadi 62 persen.
Hal serupa juga dialami pada bisnis grup komponen yang mengalami penurunan, menyusul turunnya kepemilikan saham Perseroan di Astra Otoparts dari 95,7 persen menjadi 80 persen pada kuartal kedua tahun 2013.
Perusahaan komponen otomotif ini mencatat peningkatan volume penjualan walaupun laba bersih mengalami penurunan sebesar 11 persen menjadi Rp 454 miliar karena turunnya margin manufaktur.
Di lini bisnis jasa keuangan, tercatat mengalami kenaikan 15 persen menjadi Rp 2,5 triliun. Apabila tidak memperhitungkan keuntungan dari akuisisi 50 persen saham Astra Aviva Life, maka laba bersih Divisi Jasa Keuangan turun sebesar 5 persen menjadi Rp 2 triliun.
"Pertumbuhan yang kuat, terutama dari Federal International Finance, tertekan oleh penurunan kontribusi dari Asuransi Astra Buana," kata dia.
Total pembiayaan melalui bisnis pembiayaan otomotif Astra meningkat 11 persen menjadi Rp 30,9 triliun, termasuk pembiayaan melalui joint bank financing without recourse.
Sementara itu total kredit yang diberikan melalui pembiayaan alat berat mengalami penurunan 23 persen menjadi Rp 2 triliun akibat penurunan penjualan alat berat.
Masih di lini jasa keuangan, PT Bank Permata Tbk mencatat penurunan laba bersih 2 persen menjadi Rp 800 miliar. Astra memiliki 44,6 persen saham di Bank Permata.
PT Asuransi Astra Buana (AAB), anak perusahaan yang bergerak di bidang asuransi juga mencatat penurunan laba bersih.
Di lini bisnis untuk divisi Alat Berat dan Pertambangan cukup positif setelah mencatat kenaikan laba bersih 41 persen menjadi Rp 2 triliun.
PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5 persen sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan kenaikan pendapatan bersih sebesar 11 persen dan peningkatan laba bersih sebesar 42 persen menjadi Rp 3,3 triliun.
Pada segmen usaha mesin konstruksi, pendapatan bersih turun 1 persen, mencerminkan penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 10 persen menjadi 2.207 unit.
PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak usaha UT di bidang kontraktor penambangan batu bara, diuntungkan oleh meningkatnya volume produksi batu bara pada stripping ratio yang lebih rendah. PAMA mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar 12 persen dikarenakan kontrak produksi batu bara meningkat 20 persen menjadi 60 juta ton, sementara kontrak pengerjaan pemindahan tanah (overburden removal) turun 3 persen menjadi 401 juta bcm.
Anak perusahaan UT di bidang pertambangan melaporkan kenaikan pendapatan bersih sebesar 46 persen dengan kenaikan penjualan batu bara sebesar 51 persen menjadi 3,4 juta ton, walaupun terjadi penurunan harga rata-rata penjualan batu bara sebesar 7 persen.
"Kenaikan biaya bahan bakar juga menurunkan margin laba kotor. United Tractors dan anak usahanya memiliki sembilan tambang batubara dengan total cadangan pada akhir tahun 2013 diperkirakan mencapai 409 juta ton," jelas dia.
Di lini Agribisnis, anak usaha Astra grup mencatat peningkatan laba bersih 91 persen menjadi Rp 1,1 triliun. PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) ada peningkatan laba bersih sebesar 91 persen menjadi Rp 1,4 triliun.
Namun penjualan CPO mengalami penurunan sebesar 10 persen menjadi 675.000 ton, yang disebabkan oleh mulai beroperasinya kilang minyak sawit perusahaan di Sulawesi Barat, yang telah menjual 92 ribu ton olein sepanjang semester pertama tahun 2014.
Di lini bisnis Infrastruktur dan Logistik mengalami penurunan laba bersih 23 persen menjadi Rp 171 miliar. PT Marga Mandala Sakti (MMS), operator jalan tol yang mengoperasikan jalur Tangerang – Merak sepanjang 72,5 km, yang 79,3 persen sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat peningkatan volume trafik kendaraan sebesar 4 persen menjadi 20,8 juta kendaraan dengan tarif rata-rata meningkat 14 persen.
Jalan tol Kertosono-Mojokerto di Surabaya sepanjang 40,5 km yang 95 persen sahamnya dimiliki Astra dan mulai diakuisisi pada akhir 2011 masih dalam proses pembangunan. Sesi 1 sepanjang 14,7 km diharapkan bisa mulai beroperasi sebelum akhir tahun 2014. Untuk tahap berikutnya akan beroperasi pada tahun 2015, menunggu selesainya proses akuisisi lahan.
PT Serasi Autoraya (SERA) mengalami peningkatan pendapatan walaupun jumlah kontrak sewa kendaraan di bisnis rental kendaraan TRAC turun 5 perse menjadi 30.000 unit. Namun kenaikan tersebut tertekan oleh tingginya biaya operasional sehingga laba bersih turun 25 persen menjadi Rp 73 miliar.
Anandamaya Residences, proyek residensial yang 60 persen sahamnya dimiliki Perseroan yang berlokasi di pusat bisnis Jakarta, diharapkan mulai memasarkan unitnya pada kuartal ketiga tahun 2014. Hunian premium ini berjumlah sekitar 500 unit apartemen dan diharapkan akan selesai pada tahun 2018.
Di lini bisnis Teknologi dan Informasi mengalami kenaikan laba bersih 53 persen menjadi sebesar Rp 84 miliar. PT Astra Graphia Tbk (AG), sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan agen tunggal Fuji Xerox di Indonesia, yang 76,9 persen sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat laba bersih sebesar Rp 110 miliar atau naik 53 perse dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal kedua, Astra Graphia melepas 51 persen sahamnya di AGIT Monitise Indonesia, dan membukukan keuntungan sebesar Rp 42 miliar.
(mdk/noe)