September, proyek Palapa Ring Barat ditargetkan mulai dibangun
Sementara, Ring Timur menjadi ring terpanjang dengan nilai paket mencapai Rp 4 triliun.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudi Antara menargetkan pembangunan proyek kabel serat optik (Broadband) Palapa Ring bagian Barat bisa dibangun bulan depan. Nilai dari paket barat Palapa Ring ini senilai Rp 1,28 triliun dan dengan panjang kabel serat optik sekitar 2.000 kilometer (Km). Paket Barat akan menjangkau wilayah Riau dan Kepulauan Riau (sampai dengan Pulau Natuna).
"Nilai pinjamannya Rp 900 miliar lebih, hampir Rp 1 triliun," ujar Menteri Rudi saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (8/8).
Menteri Rudi menargetkan seluruh proyek ini rampung pada 2019. Diharapkan, rampungnya proyek tersebut bisa membantu mewujudkan cita-cita ekonomi digital.
"Tahun 2019 semuanya selesai. Jadi semua ibu kota/kabupaten dan kotamadya harus terhubung dengan broadband. 514-an ibukota kabupaten dan kotamadya," kata pria yang akrab disapa Chef RA ini.
Proyek yang sempat mandeg lama ini, merupakan proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) pertama dalam sektor telekomunikasi dengan menerapkan skema pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment (AP).
Skema availability payment diprakarsai oleh Kementerian Keuangan dan sumber dana availability payment berasal dari Dana Kontribusi Universal Service Obligation (USO). Skema availability payment (AP) diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 190/PMK.08/2015 merupakan pembayaran secara berkala selama masa konsesi berdasarkan pada ketersediaan layanan infrastruktur yang telah dibangun oleh badan usaha. Komponen biaya yang dapat dibayarkan oleh AP adalah biaya modal, biaya operasional, dan keuntungan wajar yang diinginkan oleh badan usaha.
Palapa Ring adalah usaha pemerintah membangun infrastruktur kabel serat optik yang menjangkau berbagai daerah terpencil di Indonesia. Proyek tersebut dibagi menjadi tiga paket, yakni paket Barat, Timur dan Tengah.
Paket Tengah menjangkau Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, sampai Kepulauan Sangihe-Talaud dengan jangkauan kabel sepanjang 2.700 km. "Yang paket tengah, kami masih menunggu rencana financial closing dari konsorsium pemenang, ini kan BUMN lead-nya, LEN," tuturnya.
Sementara, Ring Timur menjadi ring terpanjang dengan total kabel serat optik sepanjang 6.300 km yang meliputi wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat dan Papua. Nilai paket ini pun cukup fantastis mencapai Rp 4 triliun.
"Jadi diharapkan September penandatanganan kontrak dengan konsorsium pemenang Timur. Kalau Timur nilainya itu lebih dari Rp 4 triliun, nilai capexnya," pungkasnya.
Baca juga:
Tarif interkoneksi turun, begini kata Smartfren
Pemerintah umumkan tarif interkoneksi baru, turun 26 persen
Telkomsel pamer TCash di World Islamic Economic Forum ke 12
XL siapkan layanan khusus paket haji
Pengamat: Tarif interkoneksi harus adil
Lagi, Indosat gandeng Erajaya hadirkan IM3 Ooredoo eStore
Ericsson dipilih XL terapkan teknologi Radio Dot System
-
Mengapa industri telekomunikasi di Indonesia terus berkembang? Pada tahun 2021, sektor informasi dan komunikasi menyumbang sekitar Rp 748,75 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
-
Dimana PT Akses Prima Indonesia berencana mengembangkan jaringan internet baru? Dalam upaya terbarunya, PT Akses Prima Indonesia berencana meluncurkan jaringan internet baru di Cluster Northridge dan Lakeside Home, yang dijadwalkan selesai pada Agustus 2024.
-
Bagaimana Telkom menghadapi evolusi dunia telekomunikasi? “TelkomGroup telah market leader di Indonesia, namun kita harus melakukan ekspansi bisnis di kawasan untuk dapat memenangkan market yang lebih besar," katanya.. Untuk itu, mereka menetapkan strategi Five Bold Moves yang sejalan dengan tren global untuk mengantisipasi kondisi market telco Indonesia dimana layanan legacy kian stagnan dan menurun. Fokus strategi tersebut pada digital connectivity, digital platform, digital services.
-
Kenapa Alita dan PLN Icon Plus bekerja sama membangun infrastruktur telekomunikasi? Alita Praya Mitra (Alita) menandatangani kerja sama akses teknologi dengan Indonesia Comnets Plus (PLN Icon Plus) untuk menghadirkan layanan infrastruktur telekomunikasi bagi masyarakat. Penandatangan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PT Indonesia Comnets Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi dengan Direktur Utama PT Alita Praya Mitra, Teguh Prasetya, disaksikan oleh Nokia Asia Paific Enterprise Lead, Stuart Hendry di Mobile World Congress, Barcelona, hari ini.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Telkomsel dan Google dalam kerja sama ini? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih. Telkomsel mengumumkan kemitraan strategis dengan Google untuk menghadirkan layanan Rich Communication Services (RCS) dengan Rich Business Messaging (RBM).