Siap-Siap, Harga Emas Diprediksi Bakal Naik Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Sejarah
Harga emas dunia diprediksi mampu terbang ke level USD 3.000 per troy ons pada akhir tahun ini.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian, Elvi Rofiqotul Hidayah memprediksi harga emas masih berpotensi memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah di tahun ini.
"Iya kemungkinan itu (pecah rekor masih ada," kata Elvi saat ditemui awak media di The Gade Tower, Jakarta, Selasa (3/9).
Bahkan, harga emas dunia diprediksi mampu terbang ke level USD 3.000 per troy ons pada akhir tahun ini. Dalam catatannya, saat ini harga emas masih ditawarkan direntang USD 2.500 per troy ons.
"Beberapa dari analis kurang lebih menyampaikan (kenaikan) sekitar 3.000 per troy ons USD, kalau hari 2.500 (per troy ons)," sebutnya.
Elvi menyampaikan, potensi kenaikan harga emas ke level tertinggi sepanjang masa dipicu oleh tensi ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah yang tak kunjung mereda. Bahkan, tensi geopolitik di wilayah tersebut berpotensi kian memanas akibat ketegangan antara Iran dan Israel.
Di sisi lain, pasar juga tengah menantikan proses pemilihan presiden Amerika Serikat pada awal November 2024 mendatang. Hasil pemilu calon pemimpin AS tersebut akan berdampak pada intervensi nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang negara lainnya.
Dengan sejumlah sentimen tersebut, harga emas berpotensi akan mengalami penguatan menjadi USD 3.000 per troy ons. Penguatan ini disebabkan oleh sikap investor yang cenderung memilih emas sebagai instrumen investasi yang aman di tengah ketegangan geopolitik dan potensi gejolak politik di AS.
"Sampai akhir tahun kalau geopolitik makin memanas, kemudian pemilu nanti Amerika seperti apa?, ini akan berdampak. Lalu, juga Iran sama Israel seperti apa ini? kalau semakin memanas, mungkin akan bisa sampai 3.000 USD," tegas dia.
Harga Emas Melonjak dalam 18 Bulan ke Depan
Sebelumnya, Analis di Citi memperkirakan harga emas dunia bisa melonjak hingga USD 3.000 per ounce, dalam 12 hingga 18 bulan ke depan tergantung pada salah satu dari tiga kemungkinan katalis.
Kepala komoditas Citi di Amerika Utara, Aakash Doshi mengatakan bahwa harga emas dunia yang saat ini diperdagangkan pada USD 2.016, dapat melonjak sekitar 50 persen jika bank sentral secara tajam meningkatkan pembelian logam kuning, atau jika terjadi resesi global yang parah.
"Jalur yang paling mungkin terjadi menuju USD 3.000/oz emas adalah akselerasi cepat dari tren yang ada namun pergerakannya lambat: de-dolarisasi di seluruh bank sentral Negara Berkembang yang pada gilirannya menyebabkan krisis kepercayaan terhadap dolar AS,â tulis analis dalam catatannya, dikutip dari CNBC International, Selasa (20/2).
Citi menyoroti, pembelian emas oleh bank sentral telah meningkat ke tingkat rekor dalam beberapa tahun terakhir, seiring upaya mereka untuk mendiversifikasi cadangan dan mengurangi risiko kredit.
Bank sentral China dan Rusia sejauh ini memimpin pembelian emas, sementara India, Turki, dan Brasil juga meningkatkan pembelian emas batangan.
- Disebabkan Karena Faktor Genetik atau Lingkungan, Ketahui Penyebab Terjadinya Buta Warna pada Seseorang
- Ivan Gunawan Bongkar Hubungan dengan Ayu Ting Ting, Pernah Diajak Nikah dan Kesal Ogah Syuting Bareng Lagi
- Kronologi Satu Keluarga di Bogor Dianiaya 4 Orang Jelang Subuh, Satu Tewas Bersimbah Darah di Dalam Mobil
- Pestapora Pertamina Fastron 2024 Bakal Hadirkan Pengalaman Tiga Hari yang Tak Terlupakan
- Diduga Disadap Israel dan Dipasangi Peledak, Ahli Ungkap Bagaimana Pager Meledak Secara Bersamaan di Lebanon
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024