Harga Emas Antam Turun Jadi Rp1,4 Juta Per Gram
Investasi logam mulia menjadi keuntungan jangka panjang dipicu penurunan suku bunga The Fed.
Tren kenaikan harga emas terhenti pada perdagangan Kamis (25/7) pagi. Tercatat, emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam turun hingga Rp 6.000 per gram.
Melansir laman logammulia.com, harga emas Antam pagi ini dijual Rp1.400.000 per gram.
Sebelumnya, harga emas Antam berada di level Rp 1.406.000 per gram pada Rabu (24/7) kemarin. Setali tiga uang, harga buyback harga buyback atau acuan harga yang digunakan ketika menjual kembali emas Antam turun Rp 3.000 per gram.
Dengan ini, harga buyback emas Antam mencapai Rp 1.256.000 per gram.
Berikut rincian harga emas Antam hari ini sebelum pajak:
Harga emas Antam 0,5 gram :Rp 750.000
Harga emas Antam 1 gram : Rp 1,400,000
Harga emas Antam 2 gram Rp 2.740.000
Harga emas Antam 3 gram : Rp 4.085.000
Harga emas Antam 5 gram : Rp 6.775.000
Harga emas Antam 10 gram : Rp 13.495.000
Harga emas Antam 25 gram: Rp 33.612.000
Harga emas Antam 50 gram : Rp 67.145.000
Harga emas Antam 100 gram : Rp 134.212.000
Harga emas Antam 250 gram : Rp 335.265.000
Harga emas Antam 500 gram: Rp 670.320.000
Harga emas Antam 1000 gram: Rp 1.340.600.000
Sebelumnya, harga emas melemah tipis pada perdagangan akhir pekan kemarin seiring harapan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada September mendapatkan momentum.
Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot turun 0,21 persen menjadi USD 2.453,23 per ounce. Harga emas telah mencapai level tertinggi sepanjang masa di posisi USD 2.483,60. Sementara itu, harga emas berjangka AS susut 0,1 persen menjadi USD 2.457.
Survei CME FedWatch Tool, pasar memprediksi peluang 100 persen penurunan suku bunga Amerika Serikat pada September 2024.
Alhasil, daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil cenderung menonjol di lingkungan dengan suku bunga rendah.
Namun, ketidakstabilan geopolitik dan permintaan bank sentral juga menciptakan prospek emas jangka menengah hingga panjang positif.
"Para analis memperkirakan keuntungan jangka panjang untuk logam mulia, didorong oleh persiapan the Federal Reserve (the Fed) untuk menurunkan suku bunga dan percaya inflasi terkendali,”
ujar Senior Market Specialist Tradu, Russell Shor seperti dikutip dari CNBC.