Siapkan Investasi Rp3,7 Triliun, Danareksa Bentuk Konsorsium untuk Bangun SPAM Bandung
Tiko menilai, pembentukan SPAM Bandung akan mendukung pemerintah membangun ekosistem air baku dari hulu sampai hilirnya dirasakan masyarakat.
Pengumuman konsorsium ini dilakukan di sela-sela kegiatan World Water Forum ke-10 di Bali.
Siapkan Investasi Rp3,7 Triliun, Danareksa Bentuk Konsorsium untuk Bangun SPAM Bandung
Siapkan Investasi Rp3,7 Triliun, Danareksa Bentuk Konsorsium untuk Bangun SPAM Bandung
- Progres Pembangunan SPAM Jatiluhur I, Jadi Proyek Vital Alirkan Air Minum ke Jabodetabek
- Investasi Masa Depan yang Lebih Sehat, Telkom Salurkan Bantuan Sanitasi Air Bersih
- Menteri PUPR Basuki Uji Coba Minum Air dari Keran IKN, Ini Hasilnya
- Gara-Gara Kebijakan Ini Industri Petrokimia Terancam Batal Dapat Investasi Rp511 Triliun
PT Danareksa (Persero) dalam implementasi Indonesia Water Fund (IWF) membangun Sistem Pengelolaan Air Minum atau SPAM Bandung melalui pembentukan konsorsium. Terdiri dari ekosistem Holding BUMN Danareksa beserta PT CITIC Environtech Indonesia dan SUEZ (Singapura) Services Pte Ltd.
Pengumuman konsorsium ini dilakukan di sela-sela kegiatan World Water Forum ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center, dan turut disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.
Tiko sapaan akrab Kartika mengemukakan, pemerintah bersama BUMN dan stakeholders terkait hendak membangun ekosistem air. Mulai dari air baku, pemasangan pipa hingga ke reservoir, sampai dengan penyaluran ke masyarakat.
"Harapannya nanti Bandung jadi salah satu pilot project dari kita yang bisa memberikan akses air yang baik kepada masyarakat Bandung," ujar Tiko, dikutip Selasa (21/5).
Direktur Utama Danareksa Yadi Jaya Ruchandi menjelaskan, pembangunan SPAM Bandung berkapasitas 3.500 liter per detik ini menghabiskan investasi sekitar Rp3,7 triliun.
merdeka.com
"Kalau yang di Bandung investasinya Rp3,7 triliun, dari distribusi dari source to tap. Jadi masuk dari pengambilan air di (Waduk) Saguling sampai ke rumah. Ada 350 ribu sambungan rumah," jelas Yadi.
Menimpali pernyataan Yadi, Tiko mengasumsikan itu bukan nilai investasi kecil. "Satu kota saja Rp3,7 triliun. Jadi bayangin kalau satu Indonesia, kebayang berapa kan?" ungkapnya.
Yadi mengatakan pembangunan SPAM Bandung ini membutuhkan waktu penyelesaian bertahap selama 3 tahun hingga 2027. Pembangunannya pun 100 persen menggunakan pipa baru, sehingga nantinya sambungan air ledeng ini diklaim bakal memberikan saluran air laik minum.
"Jadi kita benar-benar menampung, mengolah kembali dan memasukan lagi menjadi paling tidak clean water," ungkap dia.
Di lain hal, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo yang turut hadir di salah satu agenda dalam lingkup World Water Forum (WWF) Ke-10 itu menyampaikan dukungannya kepada PT Danareksa.
Menurut Wamen BUMN tak dapat dipungkiri kondisi geografis Indonesia menjadi tantangan dalam distribusi air, sehingga dia mendorong pembangunan infrastruktur SPAM Bandung.
"Untuk mengatasi permasalahan air bersih, beberapa langkah kita dorong antara lain melakukan pembangunan infrastruktur, pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, pemanfaatan teknologi, dan terus membuka potensi kerja sama dengan sektor swasta,” kata dia.
Tiko menilai, pembentukan SPAM Bandung akan mendukung pemerintah membangun ekosistem air baku dari hulu sampai hilirnya dirasakan masyarakat.
“Mari kita bersama-sama bekerja keras dan berkomitmen untuk dapat membantu mewujudkan akses air bersih yang merata dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.
Selain konsorsium pembangunan SPAM Bandung dengan nilai investasi Rp3,75 triliun itu, PT Danareksa juga melakukan agenda penandatanganan lain yaitu penandatanganan Annex atas Heads of Agreement terkait WWTP di PT Kawasan Berikat Nusantara, dan MoU kerja sama dengan Konsultan Karya-CITIC.