Siapkan Uji Standard, Kemenperin Ingin Produk HPTL Bisa Tembus Pasar Ekspor
Dengan adanya standardisasi produk, Kemenperin mendorong industri HPTL dapat berdaya saing. Jika tidak didukung dengan standar, lanjut dia, kualitas produk dari industri HPTL akan kalah bersaing.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan bahwa uji standard produk Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) diperlukan untuk mendorong daya saing produk tersebut.
"Kami sedang menyiapkan SNI (Standar Nasional Indonesia), yang sedang dibahas," kata Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin, Edy Sutopo dikutip dari Antara, Jumat (2/10).
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Ke mana tembakau dari Jember diekspor? Tembakau-tembakau dari Jember serta beberapa daerah lain di Hindia Belanda diekspor ke luar negeri.
-
Siapa yang mengunjungi Indah Permatasari di Jakarta? Mertua Indah Permatasari beberapa waktu lalu datang ke Jakarta mengunjungi anak, menantu dan cucu mereka.
-
Kapan Dudung Abdurachman mengunjungi Pekan Raya Jakarta? Terungkap, dia dan keluarga menikmati waktu untuk sekadar berkeliling ke salah satu event besar di Ibu Kota, PRJ yang diketahui berlangsung sejak 12 Juni hingga 14 Juli lalu.
Edy mengungkapkan uji standar produk tersebut merujuk pada standar beberapa negara yang sudah lebih dulu melakukannya. "Kalau merujuk beberapa negara adalah terkait kadar CO (karbon monoksida) dan NO (nitrogen monoksida)," katanya.
Dengan adanya standardisasi produk, Kemenperin mendorong industri HPTL dapat berdaya saing. Jika tidak didukung dengan standar, lanjut dia, kualitas produk dari industri HPTL akan kalah bersaing.
"Jadi ini bagaimana instrumen kebijakan agar industri HPTL mampu bersaing dengan produk impor. Lebih bagus lagi kalau kita bisa masuk pasar ekspor," ujarnya.
Sementara itu menurut Data Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) pengguna tembakau alternatif diprediksi naik hingga 2,2 juta konsumen tahun ini.
Industri tembakau alternatif ini melibatkan 5.000 pengecer, 150 distributor atau importir, 300 produsen liquid, 100 produsen alat dan aksesoris lainnya, serta pengusaha seperti event organizer, media, perlengkapan sebanyak 50 orang. Jumlah tenaga kerja yang terserap sekitar 50 ribu orang.
Dukung Pembahasan Standardisasi Produk HPTL
Sebelumnya, Ketua APVI Aryo Andrianto,mengatakan pihaknya terlibat aktif dan sepenuhnya mendukung pembahasan standardisasi produk-produk HPTL.
Sebagai perwakilan pelaku industri, APVI siap mengawal proses penyusunan standar yang sedang berjalan yaitu produk tembakau yang dipanaskan. "Dengan harapan dapat mempermudah untuk menyusun standardisasi bagi produk HPTL lainnya seperti vape,” katanya.
Bagi APVI, standardisasi adalah awal yang baik. Ke depannya, Aryo berharap peraturan produk HPTL turut ditetapkan untuk memberi kepastian bagi industri.