Sido Muncul naikkan harga produk akibat pelemahan Rupiah
Selain pelemahan Rupiah, inflasi juga menjadi penyebab perseroan menaikkan harga jual produk.
Nilai tukar Rupiah yang terus terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencapai level Rp 12.100 per USD. Hal ini melandasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berencana menaikkan harga produk yang menggunakan bahan baku impor.
Direktur Utama Irwan Hidayat mengatakan, perseroan menggunakan bahan baku impor, salah satunya, untuk produk minuman energi.â¬
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
âª"Jadi dampaknya HPP (harga pokok penjualan) jadi meningkat. Kami juga nanti naikkan harga. Saat ini harga energi drink kita di Rp 565, sementara kompetitor Rp 610. Jadi masih ada ruang," ucap Irwan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (18/12).
Selain produk yang menggunakan bahan baku impor, lanjut Irwan, perseroan juga berencana menaikkan produk berbahan baku lokal dengan alasan inflasi. "Sementara harga produk lain berbahan baku lokal kenaikannya bertahap tiap tahun, lebih karena inflasi," imbuh Irwan.
âªMenaikkan harga akan diiringi dengan perbaikan tampilan produk. Setidaknya, ada 200 produk SIDO yang akan diubah tampilannya agar semakin menarik minat konsumen.â¬
âª"Nanti dikembangkan jadi obat herbal. Jadi kita ubah tampilan jamu menjadi herbal. Ini karena lima tahun lalu kita pernah launcing produk, enak rasanya, tetapi karena masih dikemas dengan brand Jamu, tidak berhasil. Jadi kita akan perbaiki untuk kemasan sekitar 200 produk kita," jelas Irwan.â¬
âªRelauncing produk tersebut rencananya akan dilakukan pada bulan Februari tahun depan. "Kita nanti kasih nama baru jadi herbal drink, atau healty drink. Bulan Februari relaunch," tutup Irwan.
Perseroan memiliki lima kategori produk, yakni Jamu Herbal semisal Tolak Angin, Minuman Berenergi, Minuman dan Permen, Minuman Kesehatan, dan Produk lainnya.
Baca juga:
Hatta desak eksportir parkir uang di dalam negeri
Rupiah terpuruk, Garuda tak berikan tiket promo akhir tahun
Jelang pertemuan The Fed, Rupiah makin terpuruk
Indonesia perlu terapkan rezim devisa bebas terkendali
Rupiah makin lemah jelang rapat dewan Gubernur BI