Soal Stunting, YLKI Nilai Para Cawapres Belum Punya Solusi Sistematis
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti visi misi yang disampaikan para pasangan cawapres 01 maupun 02 pada saat debat ketiga semalam. Menurut YLKI, visi misi yang disajikan terlihat terlalu teknis dan sektoral. Salah satunya terkait masalah stunting.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti visi misi yang disampaikan para pasangan cawapres 01 maupun 02 pada saat debat ketiga semalam. Menurut YLKI, visi misi yang disajikan terlihat terlalu teknis dan sektoral. Salah satunya terkait masalah stunting.
"Lebih kepada visi misi seorang menteri, bukan seorang cawapres. Padahal persoalan yang ada harus disikapi dengan kebijakan yang komprehensif dan holistik," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (18/3).
-
Kenapa stunting bisa terjadi? Faktor penyebab stunting meliputi pola makan yang tidak sehat, kekurangan gizi, akses terbatas terhadap asupan makanan bergizi, serta infeksi kronis seperti diare dan penyakit pernafasan.
-
Apa itu stunting? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
-
Apa yang dilakukan di Kecamatan Buahbatu untuk mengatasi masalah stunting? Dengan kekompakan warga, masalah stunting di Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung ini bisa diatasi. Cara mengatasinya cukup sederhana hanya dengan sedekah 1 butir telur.
-
Mengapa penanganan stunting menjadi salah satu fokus Pemkot Bandung? Pemerintah Kota Bandung sudah menuangkannya dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026 antara lain: menurunkan angka kematian Ibu, menurunkan angka kematian bayi, menurunkan prevalensi stunting, menurukan angka kejadian penyakit, serta meningkatkan indeks kepuasan masyarakat.
-
Kenapa calon pengantin perlu memahami stunting? Ketua Tim Informasi Komunikasi Kesehatan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Marroli J Indarto menjelaskan, para calon pengantin diharapkan segera memahami stunting, sebelum mereka menikah. Pasalnya, kurangnya pemahaman akan stunting dapat berakibat buruk pada anak yang akan dilahirkan.
-
Apa yang dicapai oleh Bupati Klungkung terkait stunting? Ini merupakan tanda penghormatan yang ke 6 yang berhasil saya dapatkan. Penghargaan tahun ini diraih berkat berbagai gebrakan yang telah dilakukan dan kerjasama dalam memerangi dan menurunkan angka stunting. Bersama Tim Penggerak PKK dan sejumlah OPD, termasuk juga pembentukan tim percepatan penanganan stunting sehingga angka stunting bisa turun dari 19 persen menjadi 7 persen," Bupati Suwirta
Tulus mengatakan terkait dengan persoalan BPJS kesehatan dan stunting, sangat ironis. Sebab, kedua pasangan calon belum menonjolkan upaya preventif promotif secara serius, dan sistematis.
Terbukti, para paslon tidak sedikitpun berbicara upaya pengendalian konsumsi tembakau. Padahal, baik stunting dan defisit BPJS kesehatan, sangat erat kaitannya dengan upaya preventif promotif, salah satunya adalah pengendalian konsumsi tembakau.
"Benar stunting disebabkan karena kurangnya asupan gizi secara kronis pada rumah tangga miskin. Tetapi asupan gizi yang kurang itu karena alokasi pendapatan rumah tangga miskin lebih banyak untuk membeli rokok, bukan untuk membeli lauk pauk," kata Tulus.
Kemudian, terkait BPJS kesehatan, defisit keuangannya juga banyak dipicu oleh penyakit tidak menular, seperti jantung koroner, stroke, hipertensi, gagal ginjal, dan lain-lain. Penyakit ini pun muncul karena faktor gaya hidup serta konsumsi rokok berkontribusi paling signifikan atas munculnya penyakit penyakit tersebut.
"YLKI mempertanyakan dengan keras para pasangan calon tidak menjadikan upaya preventif promotif berupa wabah konsumsi rokok sebagai agenda kebijakannya. Ada kepentingan apa sehingga para cawapres tidak menyinggung upaya pengendalian konsumsi rokok? Aneh bin ajaib," terangnya.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, prevalensi penyakit tidak menular justru melonjak drastis, dibandingkan prevalensi pada Riskesdas 2013. Faktanya prevalensi kanker dari semula sebesar 1,4 persen (2013) menjadi 1,8 persen (2018), prevalensi stroke dari 7 persen menjadi 10,9 persen, penyakit ginjal kronik dari 2 persen menjadi 3,8 persen dan penyakit diabetes melitus dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen.
"Dengan melihat visi misi kedua paslon tersebut, YLKI sangat meragukan masalah kesehatan secara holistis seperti stunting akan bisa diwujudkan dan diatasi. Dan BPJS Kesehatan pun akan mengalami defisit finansial yang berkepanjangan," pungkasnya.
Baca juga:
Sandiaga Sebut Masalah Stunting Lebih Penting dari Pilpres
Target Tekan 70 Persen Sampah Plastik di Laut, Indonesia Bentuk Kemitraan Nasional
Berikan Layanan Pemeriksaan Berkala, Siloam Bantu Pemerintah Atasi Masalah Stunting
Minyak Kelapa Sawit Dinilai Jadi Solusi Tekan Stunting di Indonesia
Kejar Target SDGs, Pemerintah Ingin Kurangi Angka Stunting di Tanah Air
APPNIA Siap Dukung Pemerintah Ciptakan Generasi Masa Depan Indonesia Berkualitas
Pemerintah Targetkan Angka Stunting Turun Menjadi 28 Persen Akhir 2019