Sofyan Djalil beberkan alasan pemerintah tak mau bangun kereta cepat
Proyek kereta cepat tak masuk daftar program prioritas pemerintah.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil menegaskan pemerintah tak lagi ikut campur terkait proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Kereta yang digadang mampu mengantarkan penumpang dari Jakarta menuju Bandung dan sebaliknya hanya dalam waktu sekitar 30 menit tersebut tak masuk dalam daftar program prioritas pemerintah.
"Memang (kereta cepat) ada manfaatnya, tetapi pemerintah tak mau keluar uang," ucap Sofyan Djalil dalam keterangannya adi Jakarta, Selasa (29/9).
-
Kapan jalur kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
-
Kenapa Raffi Ahmad dan Gading Marten ikut mencobai kereta cepat Jakarta Bandung? Rabu (13/9) hari ini Raffi Ahmad berkesempatan mencobanya bersama Presiden Jokowi.
-
Siapa yang mencobai kereta cepat Jakarta Bandung bersama Presiden Jokowi? Rabu (13/9) hari ini Raffi Ahmad berkesempatan mencobanya bersama Presiden Jokowi.
-
Apa yang diangkut menggunakan Jalur Kereta Api Solo-Boyolali? Di sisi lain jalur ini juga digunakan untuk layanan kereta api penumpang. Selain diperpanjang, jalur kereta api ini juga mengalami perubahan rute.
-
Siapa yang membongkar jalur kereta api Jogja-Bantul? Pada tahun 1943, pekerja Romusha Jepang membongkar jalur kereta api untuk segmen Palbapang-Sewugalur untuk pembangunan jalur kereta api di tempat lain dan mengubah jalur Yogyakarta-Palbapang dari lebar sepur 1.435 mm menjadi 1.067 mm.
-
Kapan uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung dimulai? Uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan dimulai besok, Jumat 15 September 2023 hingga 30 September 2023.
Menteri Sofyan memaparkan pemerintah mengamanatkan proyek tersebut pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk dilanjutkan dengan skema business to business alias bisnis murni tanpa ada peran pemerintah. Ketiadaan peran tersebut, selain karena eksistensi kereta api Jakarta-Bandung, juga disebabkan tiga faktor utama.
Pertama, tersedianya akses jalan yang cukup bagus dan variatif. Saat ini, perjalanan menuju Bandung bisa ditempuh dengan jalur akses tol Cipularang dan Sentul. Ada pula jalur nontol via Puncak serta pembangunan tol Cikampek II.
Kedua, rencana pembangunan proyek kereta cepat tak pernah muncul dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Ketiga, Menteri Sofyan memastikan dana negara diprioritaskan untuk pembangunan daerah. Sebab, sesuai dengan Nawa Cita butir ketiga, pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan jelas menetapkan agenda prioritas membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
"Pemerintah tidak (melaksanakan proyek), tetapi kalau swasta silakan," tandasnya.
Informasi saja, Indonesia dan China kembali menindaklanjuti rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Kerjasama ini termasuk pengembangan produksi bersama gerbong kereta api berorientasi ekspor.
"Kami tindaklanjuti kembali, dan dibahas berbagai hal terkait kereta api cepat sehingga kita dapat selesaikan segera kesepakatannya, dan kereta api cepat tersebut dapat segera dibangun," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Beijing seperti dilansir Antara, Jumat (18/9).
Menurut Rini, China menyanggupi persyaratan yang ditetapkan Indonesia dalam pembangunan kereta api cepat, yakni bahwa pembangunannya dilakukan murni secara bisnis (b to b) tanpa jaminan atau pendampingan pemerintah, serta tidak menggunakan APBN.
"Mereka bahkan setuju untuk ikut membangun stasiun-nya, disertai alih teknologi. Sehingga karena ini dilakukan secara 'b to b', maka harus ada keuntungan yang kita dapat, termasuk alih teknologi," tutur Rini.
Baca juga:
Jokowi utus Sofyan Djalil temui PM Jepang bahas kereta cepat
Proyek kereta cepat Rini tak perlu pakai Perpres
Menko Darmin: Tanpa APBN, Jepang tak tertarik garap kereta cepat
Menteri Rini irit bicara terkait proyek kereta cepat dengan China
Pemerintah suka batalkan proyek, Jepang ditengarai kecewa
Dibalik proyek kereta cepat, ada kedekatan Menteri Rini dengan China