Sri Mulyani Akui Bangun SDM Lebih Sulit Dibanding Infrastruktur
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui membangun Sumber Daya Manusia (SDM) jauh lebih sulit dibandingkan membangun fisik atau infrastruktur. Hasil pembangunan infrastruktur bisa langsung dilihat tetapi pembangunan SDM sulit untuk diukur.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui membangun Sumber Daya Manusia (SDM) jauh lebih sulit dibandingkan membangun fisik atau infrastruktur. Hasil pembangunan infrastruktur bisa langsung dilihat tetapi pembangunan SDM sulit untuk diukur.
"Saya ingin menyampaikan kepada bapak ibu kalau kita fokus membangun SDM, tantangan akuntabilitas menjadi jauh lebih sulit. Dibandingkan membangun fisik. Kalau bapak ibu sekalian, TNI dan Polri kalau bicara tentang membeli alutsista mudah, akuntabilitasnya, kalau mau beli helikopter, betul tidak beli atau tidak," ujarnya di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (21/3).
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
-
Bagaimana Sri Mulyani mengenalkan Thomas Djiwandono? "Namanya Pak Tommy Djiwandono, aku manggilnya mas sih sebetulnya, tapi Pak terlalu tua. Mas Tommy Djiwandono untuk yang belum kenal atau sebagian sudah mengenal beliau," ujar Sri Mulyani.
"Tapi kalau membangun profesionalisme TNI, Polri ukurannya jauh lebih sulit, dibandingkan kalau membangun barak. Jadi segala sesuatu yang membangun SDM jauh lebih sulit tampak dampaknya jauh lebih besar kepada perekonomian kita," sambungnya.
Sri Mulyani melanjutkan, belanja SDM yang menggunakan uang negara juga sulit dihitung salah satunya untuk pembangunan kesehatan masyarakat seperti stunting dan jumlah anak yang dilahirkan. Sering kali, anggaran habis untuk hal ini namun hasilnya tidak bisa langsung dirasakan.
"Di bidang kesehatan kita bisa mengukur jumlah anak yang stunting. Tapi itu tidak ujug-ujug turunnya. Jumlah bayi yang lahir sehat, berapa ibu yang melahirkan dengan sehat. Kita bicara anak yang di didik. Tidak tahu anaknya makin pintar atau tidak, tahu-tahu uangnya sudah habis," jelasnya.
Baca juga:
Siloam Luncurkan Layanan Okupasi Guna Turunkan Risiko Kecelakaan Kerja
Kemenperin Bina 4.720 Santri Jadi Wirausaha Baru
Debat Ketiga Pilpres 2019, Ma'ruf Amin Akan Bahas KIS Hingga Kartu Pra-Kerja
Belum Terealisasi, PGRI Tagih 3 Janji Kampanye 2014 Jokowi Soal Nasib Guru
Jumlah Tenaga Perawat di Indonesia di Bawah Standard Dunia