Sri Mulyani akui khawatir tingginya kesenjangan sosial di Indonesia
Dalam catatan, pada 2003, koefisien gini ratio masih 30 dan pada 2014 sudah 41.
Managing Director and Chief Operating Officer World Bank Sri Mulyani menyoroti ketimpangan yang ada di Indonesia. Menurutnya, makin besarnya ketimpangan antara yang kaya dan yang miskin ini tercermin dari indikator kesenjangan (koefisien gini ratio) Indonesia.
Dalam catatan, pada 2003, koefisien gini ratio masih 30 dan pada 2014 sudah 41. "Salah satu kekhawatiran terbesar saya adalah meningkatnya ketimpangan di antara masyarakat," kata Sri Mulyani di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Selasa (26/7).
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
Mantan Menteri Keuangan ini menegaskan ketimpangan yang sangat tajam bisa menghambat potensi pertumbuhan jangka panjang Indonesia. Masalahnya, ketimpangan di Indonesia banyak ditentukan oleh hal-hal yang di luar kendali penderita.
"Sepertiga dari ketimpangan di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yakni faktor pada saat seseorang lahir, provinsi di mana mereka lahir, apakah tempat lahir itu desa atau kota, apakah kepala rumah tangga perempuan, dan tingkat pendidikan orang tua," jelasnya.
Lebih lanjut, kata dia, anak-anak yang lahir dengan ketimpangan tersebut akan sulit mengatasi ketimpangan di masa depannya. Untuk itu, perlu pemerataan agar ketimpangan ini dapat diatasi, terutama pemerataan layanan kesehatan dan pendidikan.
"Saya berharap ketidakadilan ini harus diatasi segera oleh pemerintah. Cita-cita Indonesia adalah di mana pun bayi itu lahir, dia bisa mendapat fasilitas kesehatan dan pendidikan yang sama," pungkas Sri Mulyani.
Baca juga:
Pekerjaan kotor dan permukiman tak lazim
Kerja serabutan agar tak kelaparan
Terhimpit di antara beton sempit
Karawang dilanda kasus gizi buruk, tersebar di 25 kecamatan
Ini jawaban Ahok soal naiknya angka kemiskinan di Jakarta
Kuliah umum di UI, Sri Mulyani sebut ekonomi dunia tengah rapuh
Pesan Sri Mulyani ke Luhut: Ekonomi RI dalam posisi baik
Sri Mulyani kembali masuk daftar perempuan berpengaruh dunia
Miskin sejak lahir, penyebab sepertiga ketimpangan ekonomi RI