Sri Mulyani Buka-bukaan soal Dampak Perang Dagang AS-China
Sri Mulyani mengatakan, dari segi perdagangan semua negara kini mengikuti ketegangan hubungan perdagangan antara AS dan China. Kondisi itu semakin lama membuat pesimisme bagi pertumbuhan ekonomi global yang bisa tahan dari kekhawatiran resesi.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memaparkan tantangan yang tengah dihadapi perekonomian Indonesia. Salah satunya yaitu perlambatan ekonomi global yang terjadi karena isu ketidakpastian perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Sri Mulyani mengatakan, dari segi perdagangan semua negara kini mengikuti ketegangan hubungan perdagangan antara AS dan China. Kondisi itu semakin lama membuat pesimisme bagi pertumbuhan ekonomi global yang bisa tahan dari kekhawatiran resesi.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang dibawa oleh mertua Indah Permatasari? Itu tadi deretan potret bahagia Indah Permatasari dibawakan oleh-oleh sama mertuanya.
-
Kenapa Siti Purwanti meninggal? Diketahui bahwa mendiang Siti Purwanti telah lama menderita penyakit jantung dan gagal ginjal.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Siapa Dewi Rengganis? Legenda Dewi Rengganis penjaga Gunung Argopuro Diceritakan bahwa Dewi Rengganis, putri dari Kerajaan Majapahit, diasingkan ke puncak gunung bersama enam dayangnya.
"Keputusan terbaru dari AS untuk menaikkan tarif dan retalasi terhadap China. Mereka terus berperang kenaikan tarif satu sama lain. Situasi global ini membuat para pembuat kebijakan yang pernah menghadapi krisis ekonomi benar-benar bekerja untuk memastikan kondisi ekonomi membaik setelah krisis, kini justru kembali melemah," jelas Sri Mulyani di saat menjadi pembicara di Aula Badan Kebijakan Fiskal, Jakarta, Rabu (28/8).
Menteri Sri Mulyani mengatakan dalam konteks G20, para pembuat kebijakan pun terus membuat perubahan demi memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi yang kuat dan menyelesaikan isu perdagangan yang kian memanas. "Hal ini yang kita perlu lakukan untuk menghadapi apa yang kita lihat saat ini," imbuh dia.
Dengan kebijakan ekonomi yang terbuka, maka kondisi perang dagang antara kedua negara tersebut dikhawatirkan berdampak pada ekonomi nasional. Salah satunya pergerakan kondisi ekonomi global dan perdagangan akan berpengaruh ke ekspor.
"Ini juga tergambar dari kondisi neraca transaksi berjalan kita yang berpengaruh pada seberapa cepat dan kuat ekonomi Indonesia bisa tumbuh tanpa mengganggu tujuan pembangunan yang berkelanjutan, baik dari sisi fiskal maupun neraca pembayaran," jelas dia.
Oleh karena itu, pihaknya sebisa mungkin akan membangun fundamental ekonomi yang kuat dari sisi domestik. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir dampak dari kondisi perang dagang.
"Untuk itu kita perlu memastikan bagaimana permintaan domestik, investasi, pengeluaran konsumsi pemerintah bisa cukup kuat di tengah tekanan ini dan kontraksi pada ekspor," tandas dia.
Baca juga:
Asa Perang Dagang Berakhir Damai Kerek IHSG Hari ini Menuju Zona Hijau
Memanasnya Perang Dagang Diprediksi Bawa IHSG Tertekan
Sri Mulyani Waspadai Gejolak Ekonomi Global 2018 Berlanjut ke 2020
Pelemahan Ekspor Dampak Perang Dagang Diproyeksi Masih Hantui Indonesia di 2020
Ekonom: Target Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah 2020 Masih Mandek