Sri Mulyani dukung kompetisi China-Jepang dalam proyek infrastruktur
"Ini adalah kompetisi yang baik."
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaklumi adanya persaingan Jepang dan China dalam perebutan proyek infrastruktur di Asia. Menurutnya, kompetisi tersebut sangat bermanfaat guna mendorong percepatan pembangunan di kawasan.
"Ini adalah kompetisi yang baik," katanya saat diwawancarai Nikkei Asian Review. Media Negeri Matahari Terbit tersebut memberitakannya hari ini.
-
Kapan Jembatan Gantung Girpasang dibangun? Dengan adanya jembatan itu, warga yang tadinya harus berjalan kaki selama 19 menit menuruni tebing kini tinggal berjalan kaki 2 menit menyeberangi jembatan.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Apa saja contoh infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR? Kementerian PUPR diamanahi 125 PSN yang harus dikerjakan, yang terdiri dari 51 ruas jalan tol dan jembatan, 56 bendungan dan irigasi, 13 proyek sektor air dan sanitasi, 2 proyek perumahan, 1 proyek tanggul pantai, 1 proyek pembangunan Indonesia Internasional Islamic university dan 1 proyek kawasan industri batang.
-
Apa yang menjadi pembeda dari cara orang Jepang memperbaiki jalan? Setiap negara pasti punya kebijakan masing-masing dalam memelihara fasilitas publik. Tak terkecuali Jepang yang dikenal efektif dan menjunjung tinggi kedisiplinan.
-
Kapan Jembatan Shijo-ohashi dibangun? Jembatan Shijo-ohashi yang berada di atasnya dibangun pada tahun 1142. Strukturnya yang sekarang terbuat dari baja dan dibuat pada tahun 1942.
-
Apa yang menghubungkan Jembatan Akashi Kaikyo? Jembatan Akashi Kaikyo adalah sebuah keajaiban teknik dan arsitektur yang terletak di Jepang. Jembatan ini adalah jembatan gantung yang menghubungkan kota Kobe di pulau Honshu, Jepang, ke Iwaya di Pulau Awaji.
Jepang, seperti sudah diketahui publik, memberikan dukungan terhadap pembangunan infrastruktur di Asia melalui Asian Development Bank (ADB). Hal serupa dilakukan China lewat inisiatifnya mendirikan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).
"Anda tentu saja tak ingin membangun infrastruktur, meski berkualitas, namun negara tak bisa membiayai," kata Sri Mulyani, awal Mei lalu mengunjungi Yokohama guna menghadiri pertemuan tahuan ADB.
"Dengan kombinasi tekanan yang datang dari China dan pemain lainnya melahirkan kompetisi yang bisa mendorong pemangkasan ongkos dalam pembangunan infrastruktur."
Kendati demikian, mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut menegaskan, biaya pembangunan rendah bukan satu-satunya faktor terpenting. Pembangunan infrastruktur juga perlu memerhatikan kualitas, seperti sudah ditawarkan Jepang selama ini.
"Saya sangat mengapresiasi infrastruktur Jepang. Saya tahu mereka menggunakan standar sosial atau lingkungan. Standar yang kuat juga diimplementasikan dalam pengadaan," katanya.
"Ini menciptakan tekanan kepada AIIB untuk tak hanya mengatakan 'saya akan menyelesaikan pembangunan dengan cepat dan murah' tapi rendah kualitas atau menimbulkan polusi udara."
(mdk/yud)