Sri Mulyani Geram Banyak Pemda Lamban Belanjakan APBD
Tingkat realisasi pendapatan daerah dalam APBD secara umum lebih besar ketimbang realisasi belanja daerah. Sampai Agustus 2021 pendapatan APBD mencapai 53,7 persen. Lebih tinggi daripada realisasi belanja APBD yang baru 44,2 persen.
Tingkat realisasi pendapatan daerah dalam APBD secara umum lebih besar ketimbang realisasi belanja daerah. Sampai Agustus 2021 pendapatan APBD mencapai 53,7 persen. Lebih tinggi daripada realisasi belanja APBD yang baru 44,2 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kondisi ini terjadi karena masih banyak daerah yang belum maksimal dalam membelanjakan APBD. Tingginya dana transfer daerah dari pemerintah pusat tidak berbanding lurus dengan belanja daerah.
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali. Wanita berhijab ini, salah satu polwan termuda lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), telah menorehkan prestasi gemilang sebagai Kepala Unit Kejahatan & Tindak Kekerasan (Kanit Jatanras) di Polres Klaten.
-
Siapa Aipda Purnomo? Purnomo tercatat sebagai anggota kepolisian Polres Lamongan.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lulus dari Akpol? Perjuangannya berbuah manis saat ia lulus dari Akpol pada tahun 2021.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
"Kalau kita lihat ada daerah yang kalau dilihat pendapatan transfernya masih besar tapi belanjanya masih rendah," kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (23/9).
Salah satu provinsi dengan ketimpangan pendapatan dan belanja daerah yang tinggi yaitu Provinsi Banten. Wilayah paling barat dari pulau jawa ini memiliki selisih 19,7 persen antara pendapatan dan belanja daerah.
"Banten di mana transfernya sudah besar tapi belanjanya masih jauh lebih rendah," kata dia.
Sebaliknya provinsi dengan tingkat keseimbangan penerimaan dan belanja daerah yakni Jawa Tengah. Selisihnya hanya -0,63 persen antara pendapatan dan belanja daerah. "Jawa Tengah merupakan satu-satunya wilayah dengan realisasi belanja yang lebih tinggi daripada pendapatannya," kata Sri Mulyani.
Bendahara negara ini mengatakan hampir semua wilayah mendapatkan dana transfer dari pemerintah pusat cukup tinggi. Namun sayangnya ini tidak dibarengi dengan tingkat belanja. Realisasi yang relatif rendah ini mengindikasikan belanja daerah yang belum optimal. Sehingga dampak lanjutannya pada simpanan Pemda di perbankan yang tinggi.
Maka tak heran kenaikan belanja daerah tertahan. Sebab realisasi belanja daerah pada Juli sebesar Rp 173,7 triliun sedangkan pada Agustus menjadi Rp 178,95 triliun. Sri Mulyani pun menaruh perhatian besar pada simpanan daerah di bank.
"Ini menjadi perhatian kita dan simpanan pemda di daerah dibandingkan biaya operasionalnya 3 bulanan ada yang di bawah ada yang di atas dari simpanannya. Tentunya kita berharap kalau biaya operasionalnya lebih di atas simpanannya lebih rendah berarti sudah digunakan," kata dia mengakhiri.
Baca juga:
PDIP Pastikan Tolak Pengajuan Anggaran Formula E di APBD 2022
Rapat Perubahan APBD Humbahas Ricuh, Ketua DPRD Disiram Teh Panas
Kemendagri Bentuk IPKD untuk Tingkatkan Kualitas Kinerja Keuangan Daerah
Sri Mulyani Bakal Batasi Gaji PNS Daerah Maksimal 30 Persen dari APBD
Sri Mulyani Pastikan RUU HKPD Bukan Cabut Kewenangan Pemda
Sri Mulyani Beberkan Masih Banyak Belanja APBD yang Buruk