Sri Mulyani harap dua pelaku UMKM ini jadi contoh sukses
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan rasa bangganya kepada dua pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UKMM) yang turut bekerja dalam meningkatkan kinerja ekspor Indonesia. Kedua pelaku UMKM tersebut ialah Tri Dwi Hantoro dan I Wayan Sukhana.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan rasa bangganya kepada dua pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UKMM) yang turut bekerja dalam meningkatkan kinerja ekspor Indonesia.
Dalam kunjungannya di Denpasar, Bali, Sri Mulyani mendengsri muarkan secara langsung bagaimana kisah perjuangan para pelaku UMKM yang berhasil menjual produknya hingga ke luar negeri.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Bagaimana cara Kepala LKPP mendorong UMKK untuk berkontribusi dalam ekonomi Indonesia? Salah satunya dengan memasukan produknya di Katalog Elektronik. Sebagai marketplace terbesar yag dimiliki pemerintah, dengan memasukan produk dalam Katalog Elektronik, maka produk UMKK tersebut akan dilihat oleh 83 Kementerian/Lembaga dan lebih dari 500 Pemerintah Daerah.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang dikatakan Ma'ruf Amin tentang Universitas Indonesia (UI)? Ma'ruf Amin mengapresiasi Universitas Indonesia (UI) sebagai kampus yang melahirkan gagasan dan inovasi. Hal itu disampaikannya saat membuka UI Industrial-Government (I-GOV) Expo 2023 yang digelar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI, Depok, pada 5 Desember 2023."UI merupakan kampus yang menjadi tempat lahirnya gagasan dan inovasi. UI juga menjadi kampus yang berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Ma'ruf Amin.
-
Apa yang diraih oleh Mukhamad Ngainul Malawani di UGM? Pada Rabu (24/1), sebanyak 836 Mahasiswa Program Pascasarjana UGM menjalani wisuda di Grha Sabha Pramana. Salah satu dari mereka ada nama Mukhamad Ngainul Malawani (31). Pria yang akrab disapa Ngainul itu berhasil meraih IPK tertinggi yaitu 4,00 sekaligus berpredikat pujian. Tak hanya itu, ia juga menjadi wisudawan dengan predikat lulusan tercepat karena berhasil meraih gelar doktor dalam waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari. Padahal masa studi rata-rata jenjang program S3 adalah 4 tahun 9 bulan.
"Saat ini negara kita tengah berupaya untuk menyeimbangkan ekspor dan impor, oleh karena itu saya melihat sosok Pak Tri dan Pak Wayan ini dapat memberikan inspirasi dan contoh sukses bagi pengusaha kecil," ungkap Sri Mulyani dikutip dari laman Facebooknya, Rabu (19/9).
Sri Mulyani menceritakan, awalnya Tri Dwi Hantoro memulai sebuah usaha kerajinan kulit dengan bermodalkan Rp 500 ribu dan dibantu oleh lima orang pengrajin. Namun, saat ini usaha tersebut sudah berkembang menjadi 50 oang pegawai staf dan 300 pengrajin yang tersebar di Bali, Banyuwangi dan Ponorogo.
"Penjualan rata-rata setiap 6 minggunya berjumlah 7.500 sampai 15.000 produk yang diekspor ke Jepang, Korea, Turki, Inggris, Singapura dan Italia," imbuhnya.
Bahkan produk yang dijual melalui CV, La Chidehafu ini telah berkembang menjadi kerajinan garmen dan kulit, antara lain pakaian, dompet, clutch, sepatu, dan tas.
Sementara itu, pengusaha kecil laninnya, I Wayan Sukhana bersama istrinya Made Yuliana membuka usaha di bidang aromatherapy sekitar 15 tahun yang lalu. Dari usaha rumah tangga, bisnis ini menjadi perusahaan penghasil produk perawatan kecantikan yang menggunakan bahan alam organik dan menjual produknya ke luar negeri.
"Negara tujuan ekspor PT Bali Tangi ini antara lain Australia, Maladewa Belanda dan Rusia," imbuhnya
Sri Mulyani bangga, sebab kedua usaha tersebut mempunyai kesamaan yaitu memberikan kesempatan bekerja kepada penyandang difabel dan mayoritas pekerja merupakan kaum wanita yang berasal dari ibu rumah tangga berada disekitar lokasi usaha. Bahkan pengrajin binaan La Chidehafu ada juga yang berasal dari anak jalanan, pengamen dan pengemis.
Bendahara Negara ini mengatakan, awalnya kedua pelaku usaha itu pada mendapakan modal dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang merupakan sebuah lembaga negara bertujuan untuk membantu pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekspor nasional.
Bahkan, setelah memperoleh pembiayaan LPEI di awal 2017, pada akhir 2017 nilai ekspor La Chidehafu meningkat 14,2 persen dibandingkan 2016. Kemudian sasilitas yang diberikan LPEI sejak 2017 juga mampu meningkatkan kapasitas produksi PT Bali Tangi menjadi lebih dari 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kesuksesan yang diraih dengan diawali modal seadanya namun dengan ketekunan terus menerus sehingga akhirnya bisa menembus pasar luar negeri. Kita membutuhkan ribuan bahkan jutaan orang seperti Pak Tri dan Pak Wayan bagi perekonomian Indonesia," ungkapnya.
"Saya sebagai Menteri Keuangan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja untuk bisa meningkatkan ekspor Indonesia," tutup Sri Mulyani.
Baca juga:
Ekonomi syariah hingga UMKM bakal dibahas di pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia
Tingkatkan daya saing warga Papua, Freeport gelar program bina UMKM
Gelas bambu penyaring kopi buatan pemuda Kebumen buat Jokowi & Megawati
Perajin rotan asal Cirebon raup untung akibat pelemahan Rupiah
Di Maluku, Sandiaga bicara soal tenaga kerja dan UMKM