Sri Mulyani: Indonesia punya trauma masa lalu akibat krisis 1998
Trauma tersebut dirasakan oleh Indonesia pada krisis ekonomi di tahun 2008, yang dikenal sebagai krisis subprime mortgage di Amerika Serikat. Di mana kredit perumahan di AS diberikan kepada debitur-debitur yang memiliki portofolio kredit yang buruk.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan gejolak ekonomi yang terjadi di Indonesia sebenarnya bukan berasal dari pengaruh eksternal. Melainkan akibat dari krisis moneter tahun 1997-1998, yang menimbulkan trauma tersendiri bagi Indonesia.
Trauma tersebut dirasakan oleh Indonesia pada krisis ekonomi di tahun 2008, yang dikenal sebagai krisis subprime mortgage di Amerika Serikat. Di mana kredit perumahan di AS diberikan kepada debitur-debitur yang memiliki portofolio kredit yang buruk.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
"Persoalannya sebenarnya bukan dari krisis di Amerika. Meski sudah mengguncang dunia, tapi pada saat itu Indonesia memiliki trauma masa lalu. Dan kita menghadapi persoalan itu dengan kompleks," kata Sri di kantornya, Rabu (30/11).
Selain itu, krisis 1998 juga mengakibatkan banyak pelaku usaha cenderung 'menyelamatkan diri sendiri', ketika Indonesia mengalami guncangan akibat kebijakan dari negara lain. Seperti dengan menarik modal, menutup usaha, atau mengambil uang yang mereka simpan di Indonesia.
"Pelaku ekonomi itu rasional, tapi ternyata tidak rasional. Dan Menteri Keuangan harus hadapi itu waktu para pelaku ekonomi tidak rasional. Mereka (pelaku usaha) selalu sangat khawatir, dan kita harus menenangkan dan mengembalikan lagi kepercayaan diri mereka," imbuhnya.
Langkah yang diambil adalah dengan mengembalikan kredibilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi bagian dari solusi. Sehingga, para pelaku usaha tetap percaya bahwa ekonomi Indonesia akan tetap stabil meski terjadi guncangan akibat kondisi ekonomi global.
"Kalau APBN yang jadi backbone Menteri Keuangan untuk bicara dengan pelaku ekonomi bisa kredibel, maka kita bisa menenangkan. Tapi kalau backbone Menteri Keuangan, yaitu APBN tidak kredibel, maka setiap yang diomongin sama Menteri Keuangan juga tidak kredibel," pungkas Sri.
Baca juga:
Usai 1998, banyak aset tak bersertifikat termasuk Istana Negara
Cerita Sri Mulyani bangun perekonomian Indonesia paska krisis 1998
Sri Mulyani: Tebusan Tax Amnesty Rp 98,4 triliun, masih sedikit
Sri Mulyani blak-blakan soal penerimaan pajak RI terus merosot
Kasus suap pajak, Sri Mulyani buka akses luas pada KPK
Gaya Sri Mulyani ikut Mannequin Challenge bersama ratusan mahasiswa
Sri Mulyani: Kelola negara sama seperti kelola rumah tangga