Sri Mulyani Ogah Suntik Mati PLTU Cirebon-1 Tahun Ini: Negara Bisa Rugi!
Keputusan untuk menyuntik mati PLTU Cirebon-1 juga harus dipastikan tidak melanggar peraturan yang berlaku.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara terkait tantangan pensiun dini operasional atau suntik mati PLTU Cirebon-1 di akhir tahun ini. Menyuntik mati PLTU Cirebon-1 berpotensi mengakibatkan pembengkakan biaya atas pemanfaatan energi hijau yang harus ditanggung PT PLN Persero hingga keuangan negara.
Bahkan, pelaku usaha juga ikut terdampak akibat dari kebijakan pensiun dini PLTU Cirebon-1. Menyusul, biaya pergeseran sumber energi dari fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan.
"Challenge-nya kita lihat dari biaya yang muncul akibat dari keputusan itu. Konsekuensinya terhadap PLN, terhadap APBN dan private sector," ujar Sri Mulyani kepada awak media usai mengisi acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jumat (6/9).
Butuh Kepastian Hukum
Bendahara negara menambahkan keputusan untuk menyuntik mati PLTU Cirebon-1 juga harus dipastikan tidak melanggar peraturan yang berlaku. Kepastian hukum ini untuk mengantisipasi potensi kerugian negara akibat keputusan yang diambil pemerintah.
"Dan bagaimana ini being seeing (melihat) sebagai transaksi yang baik dan akuntabel untuk dari sisi hukum sehingga tidak dianggap sesuatu yang merugikan negara," ujar dia.
Kendati demikian, pemerintah terus berupaya untuk mendorong transisi energi di Indonesia. Termasuk upaya untuk menyuntik mati PLTU Cirebon-1 diakhir masa jabatan Presiden Jokowi.
"Kita usahakan terus ya," tandasnya.
Mustahil Suntik Mati PLTU Batubara di Akhir Tahun
Kementerian PPN/Bappenas menyangsikan jika pembangkit listrik tenaga uap, atau PLTU batubara bisa disuntik mati dalam waktu 5 tahun ke depan. Pasalnya, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati menilai, sektor industri saat ini masih belum bisa bergantung sepenuhnya kepada sumber energi baru terbarukan (EBT), atau new renewable energy.
"Tapi maaf, matiin PLTU enggak mungkin within in the next 5 years. Susah, karena kita ngomongin industrialisasi di mana-mana, mau enggak mau coal yang paling ini (dibutuhkan), sorry to say untuk itu," ujar Vivi kepada Liputan6.com di Jakarta, dikutip Jumat (2/2/
Vivi menerangkan, sokongan listrik dari sumber energi baru terbarukan saat ini terbilang masih belum cukup kuat. Ia lantas mencontohkan Vietnam, yang para pelaku industrinya ketar-ketir saat sungai dan waduk di pembangkit listrik tenaga air (PLTA) mengering.
Oleh karenanya, ia menganggap suntik mati PLTU batubara dalam waktu dekat jadi hal yang terkesan mustahil dilakukan. Namun, pemerintah tetap bersiap untuk mempercepat proses pensiun dini pembangkit listrik berbahan bakar fosil tersebut.