Sri Mulyani: Pernyataan IMF Soal Penurunan Utang Tak Berlaku Bagi RI
Sri Mulyani mengatakan, pernyataan International Moneter Fund (IMF) yang meminta negara-negara menurunkan rasio utang tidak relevan terhadap Indonesia. Memang ada 40 negara berpendapatan rendah yang memiliki rasio utang hingga 100 persen, namun Indonesia tidak masuk dalam daftar tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pernyataan International Moneter Fund (IMF) yang meminta negara-negara menurunkan rasio utang tidak relevan terhadap Indonesia. Meski, penurunan utang ini bertujuan untuk mengantisipasi turunnya pertumbuhan ekonomi global di 2019.
Dia mengungkapkan, masing-masing negara memiliki rasio utang terhadap PDB yang berbeda-beda. Bahkan ada yang rasio utangnya sudah sebesar 100 persen.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kalau bicara IMF ini, kan ada negara advance country seperti bahkan di Eropa yang debt to GDP ratio itu sudah di atas 60 persen, ada yang 80 persen, bahkan 100 persen. Negara-negara seperti itu mereka pasti melakukan konsolidasi fiskal," ujar dia di Jakarta, Selasa (22/1).
Sri Mulyani menjelaskan, memang ada 40 negara berpendapatan rendah yang memiliki rasio utang hingga 100 persen. Namun Indonesia tidak masuk dalam daftar tersebut.
"Di low income country waktu kemarin di annual meeting jadi disampaikan ada lebih dari 40 negara low income country yang sekarang utangnya tidak sustainable, di atas 100 persen. Indonesia, kalau anda bandingkan, utang kita terhadap GDP masih di 30 persen. Untuk standar internasional itu rendah sekali," kata dia.
Dari sisi defisit anggaran, lanjut Sri Mulyani, Indonesia juga terhitung masih kecil, yaitu 1,76 persen. Oleh sebab itu, pernyataan IMF terkait pengurangan utang ini tidak relevan untuk Indonesia.
"Untuk negara-negara itulah (rasio utang yang tinggi) statement IMF menjadi berlaku. Negara seperti ini harus menjaga keseimbangan fiskalnya dengan mengurangi defisit dan oki mengurangi utangnya.Jadi untuk negara-negara seperti itu tntangannya adalah bagaimana menciptakan growt cukup tinggi, tapi defisit lebih kecil. Nah Indonesia, sekarang growt-nya sudah di atas 5 persen, defisitnya di bawah 2 persen. Jadi tidak relevan buat Indonesia statement itu," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ini Alasan RI Sulit Bangun Infrastruktur Tanpa Utang
10 Year Challenge, Sepuluh Tahun Utang Indonesia Naik Rp 3.622 triliun
10 Deretan Janji Perbaikan Ekonomi RI di Pidato Kebangsaan Prabowo
Saling Sindir Jokowi vs Prabowo Jelang Debat Capres
Per November 2018, Utang Asing RI Tumbuh 7 Persen Menjadi Rp 5.258 Triliun