Sri Mulyani Sentil Penyerapan APBD Lebih Lamban Dibanding Tahun Lalu
Penurunan penyerapan APBD terbesar terjadi pada belanja lainnya yakni hanya Rp139,40 triliun dari sebelumnya Rp157,59 triliun, belanja pegawai sebesar Rp256,87 triliun dari sebelumnya Rp258,43 triliun dan belanja modal sebesar Rp50,57 triliun dari sebelumnya Rp55,39 triliun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mencatat, realisasi belanja Anggara Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sampai September 2021 sebesar Rp603,57 triliun. Penyerapan ini mengalami penurunan 2,11 persen dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp616,59 triliun.
Penurunan penyerapan APBD terbesar terjadi pada belanja lainnya yakni hanya Rp139,40 triliun dari sebelumnya Rp157,59 triliun, belanja pegawai sebesar Rp256,87 triliun dari sebelumnya Rp258,43 triliun dan belanja modal sebesar Rp50,57 triliun dari sebelumnya Rp55,39 triliun.
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali. Wanita berhijab ini, salah satu polwan termuda lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), telah menorehkan prestasi gemilang sebagai Kepala Unit Kejahatan & Tindak Kekerasan (Kanit Jatanras) di Polres Klaten.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
"Belanja APBD yang masih rendah 2,11 kontraksi dan terlihat penurunan sangat besar dari sisi belanja lain dan belanja modal. Untuk belanja pegawai juga terjadi penurunan sedikit dan tidak sangat besar, belanja lain justru alami kenaikan," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Jakarta, Senin (25/10).
Selain itu, realisasi belanja kesehatan juga mengalami kontraksi - 3,7 persen. Sampai September 2021 realisasinya sebesar RP 95,36 triliun dari tahun sebelumnya Rp 98,99 triliun. Sri Mulyani mengatakan kondisi ini berbeda dengan yang dilakukan pemerintah pusat yang mengalami peningkatan cukup signifikan.
"Belanja bidang kesehatan alami penurunan yang berasal dari APBD. Ini sangat kontras dengan belanja pemerintah bidang kesehatan yang justru melonjak sangat tinggi di tingkat pusat," kata dia.
Untuk itu, Sri Mulyani meminta agar para pemerintah daerah untuk mempercepat penggunaan APBD untuk penangan Covid-19, vaksinasi dan pemberian insentif tenaga kerja. "Pemda perlu mempercepat penggunaan anggaran untuk penanganan Covid-19, dukungan vaksin dan insentif tenaga kesehatan," kata dia.
Realisasi belanja perlindungan sosial juga mengalami penurunan, hanya tumbuh 27,4 persen dengan serapan sebesar 0,5 persen dari APBD. Sampai September 2021 belanja APBD untuk perlindungan sosial hanya Rp6,67 triliun. Padahal di tahun lalu penyerapannya mencapai Rp9,19 triliun atau 0,9 persen terhadap APBD.
Dari belanja APBD hanya sektor pendidikan yang mengalami penyerapan positif, yakni tumbuh 1,4 persen (yoy). Sampai September 2021 telah terserap Rp183,96 triliun dari September 2020 sebesar Rp181,42 triliun. Peningkatan serapan ini digunakan untuk membayar haji guru dan tenaga pendidik.
"Serapan terbesar pada belanja pegawai untuk gaji guru dan tenaga pendidik," kata dia mengakhiri.
Baca juga:
Penyerapan Anggaran Kesehatan Capai Rp170,8 Triliun di September 2021
Per September, Konsumsi Listrik Industri Tumbuh 11,5 Persen
Penyerapan Anggaran Perlindungan Sosial Capai Rp304 Triliun Hingga September 2021
Kasus Covid-19 Terkendali, Indeks Keyakinan Konsumen Capai 95,5 di September
Sri Mulyani: Belanja Masyarakat Kembali ke Level Sebelum Pandemi Covid-19
Per September, Realisasi Penyerapan APBN 2021 Capai Rp1.806,8 Triliun