Sri Mulyani Waspadai Dampak Penyebaran Varian Omicron ke Pemulihan Ekonomi
Sri Mulyani mengatakan, sampai saat ini kasus harian di Indonesia sudah mencapai 3,3 juta orang dengan angka kematian 8.000 sejak terjadinya pandemi tahun 2020.
Pemerintah tengah mewaspadai peningkatan penyebaran varian omicron dari Covid-19. Sebab peningkatan kasus omicron sudah bukan lagi karena kepulangan masyarakat dari perjalanan luar negeri, melainkan sudah terjadi transmisi lokal.
Apalagi, varian ini dikenal memiliki tingkat penyebaran yang lebih cepat dari varian delta. Pemerintah tak ingin varian omicron mengganggu pemulihan ekonomi di awal tahun.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
-
Kapan Srimi diluncurkan? Inovasi Srimi yang di-launching pada 17 Desember 2023 itu merupakan dukungan dari Dinas Koperasi dan UMKM DIY sejak tahun 2021.
"Varian omicron ini jadi perhatian kita agar tidak berpengaruh terlalu banyak ke kinerja pemulihan ekonomi terutama Q1-2022," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Raker Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (27/1).
Sri Mulyani mengatakan, sampai saat ini kasus harian di Indonesia sudah mencapai 3,3 juta orang dengan angka kematian 8.000 sejak terjadinya pandemi tahun 2020. Bila dibandingkan dengan negara lain, Sri Mulyani menyebut angka ini lebih baik. Namun hal ini tidak berarti pemerintah lengah akan ancaman omicron.
"Indonesia masih relatif rendah tai kita punya kewaspadaan yang tinggi terutama dari micron yang sifatnya lokal," kata dia.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo meminta realisasi program vaksinasi dan vaksin tambahan (booster) harus dipercepat. Selain itu, upaya beradaptasi dari pandemi menuju endemi ini masih menghantui karena adanya peningkatan kasus yang terjadi tak hanya di Tanah Air. Perlu ada kalibrasi dan menggunakan instrumen kebijakan yang fleksibel.
"Jalan menuju endemi ini belum tentu smooth, kita lihat varian dan jenis virusnya dan kemungkinan ditemukan vaksin dan pengobatan yang lebih baik," kata dia mengakhiri.
Baca juga:
Gubernur BI: Kenaikan Suku Bunga The Fed Tantangan untuk Indonesia
Program PEN 2022 Naik Rp455,62 Triliun
Catatan Lengkap IMF pada Ekonomi Indonesia 2022
Pertumbuhan Kredit Tahun ini Diproyeksi BI Bisa Lewati 9 Persen
BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2022 Bisa 5,5 Persen, ini Faktor Pendorongnya