Stok Beras Bulog Capai 1,63 Juta Ton, Tertinggi dalam Empat Tahun Terakhir
Pengadaan dari dalam negeri sebanyak kurang lebih 560.000 ton setara gabah per 2 Mei 2014. Angka serapan gabah ini setara 273.000 ton beras.
Bayu menyebut, stok beras tersebut berasa dari penugasan impor maupun pengadaan hasil serapan dalam negeri.
Stok Beras Bulog Capai 1,63 Juta Ton, Tertinggi dalam Empat Tahun Terakhir
Stok Beras Bulog Capai 1,63 Juta Ton, Tertinggi dalam Empat Tahun Terakhir
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mencatat, stok beras cadangan pemerintah (CBP) di seluruh gudang Bulog mencapai 1,63 juta ton. Dia menyebut, stok beras ini menjadi yang tertinggi selama empat tahun terakhir.
"Saat ini stok bulog salah satu yang tertinggi dalam 4 tahun, mencapai 1,63 juta ton," kata Bayu kepada awak media di Kelurahan Pela Mampang, Jakarta Selatan, Jumat (3/5).
Bayu menyebut, stok beras tersebut berasa dari penugasan impor maupun pengadaan hasil serapan dalam negeri. Namun, dia tidak menyebutkan proporsi beras impor yang berada di gudang Bulog tersebut.
"Alhamdulillah baik dari managemen pengadaan luar negeri maupun usaha yg sangat intensif dari teman-teman di daerah," bebernya.
Sementara itu, pengadaan dari dalam negeri sebanyak kurang lebih 560.000 ton setara gabah per 2 Mei 2014. Angka serapan gabah ini setara 273.000 ton beras.
"Kita terus kelola dengan baik CBP dan beras komersial sesuai kebutuhan, yang penting sekarang dapat dulu stoknya," beber Bayu.
Atas capaian tersebut, Bayu mengklaim stok beras CBP dapat memenuhi penyaluran bantuan pangan beras 10 kilogram tahap kedua.
Bantuan beras tersebut akan menyasar 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dengan alokasi beras berkisar 660.000 ton untuk penyaluran tiga bulan berturut-turut.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi melaporkan, saat ini, realisasi impor beras yang masuk ke gudang Bulog berkisar 1,2 sampai 1,3 juta ton. Sementara itu, total kuota impor beras mencapai 3,6 juta ton.
Bayu menekankan, pemerintah akan berhati-hati dalam mendatangkan impor beras agar tidak merugikan petani. Antara lain dengan menyesuaikan waktu kedatangan beras impor untuk tepat waktu.
Lanjutnya, Bulog juga memiliki kajian tersendiri atas pengadaan beras impor terhadap harga gabah petani di wilayah sentra produksi. Sehingga, Bulog dapat sewaktu-waktu menghentikan impor beras jika tidak mengutamakan petani.