Bulog Khawatir Pemilu Serentak 2024 saat Musim Paceklik, Harga Beras Bakal Melonjak?
Sementara musim panen raya baru akan dimulai pada akhir Maret atau awal April tahun depan.
Sementara musim panen raya baru akan dimulai pada akhir Maret atau awal April tahun depan.
Perum Bulog mengkhawatirkan fluktuasi harga beras jelang memasuki Pemilu Serentak 2024. Untuk itu, impor beras sisa sebesar 500.000 ton diupayakan bisa terkontrak pada akhir 2023.
Sehingga bisa dilanjutkan proses pengiriman pada Januari/Februari 2024.
Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya mengatakan, Januari-Februari 2024 akan memasuki musim paceklik. Sementara musim panen raya baru akan dimulai pada akhir Maret atau awal April tahun depan.
Namun, dia berharap harga beras bisa terjaga saat Pemilu Serentak 2024 digelar pada 14 Februari tahun depan. Jika program impor beras 1,5 juta ton yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa tuntas di penghujung 2023 ini.
"Kondisi sekarang kan masih harga beras medium sekitar Rp13.000 per Kg. Kita harapannya kembali seperti sebelumnya di angka Rp10.000- Rp11.000 per Kg," ujar Tomi di Kantor Bulog, Jakarta, Jumat (15/12).
"Dari data analisa harga kami, data Food Station harga beras sekarang sekitar Rp13.000 - Rp13.700 per Kg. ini mungkin masih tergolong tinggi, meskipun sebelumnya sempat Rp15.000 - Rp17.000 per Kg," ungkapnya.
Terkait penugasan impor beras, Perum Bulog telah mengantongi kontrak 1 juta ton dari lima negara. BUMN yang bergerak di bidang logistik pangan ini juga masih menunggu kontrak impor untuk 500.000 ton sisa demi menjaga harga beras dan stabilitas politik saat Pemilu 2024.
Tomi menyampaikan, untuk kontrak 1 juta ton impor beras yang telah didapat, sekitar 500.000 ton sudah masuk ke Indonesia. Sementara separuh sisanya tengah dalam perjalanan.
Diharapkan untuk 500.000 ton impor beras yang belum terkontrak bisa dilaksanakan pada akhir tahun ini. Sehingga proses pengirimannya bisa dilaksanakan pada Januari atau Februari 2025.
"Ada masa yang mungkin masih kritis (akibat El Nino) harus dijaga pemerintah. Ditambah lagi, Februari (2025) ada pemilu, kita tidak tahu kondisi politik seperti apa. Cadangan beras pemerintah harus benar-benar dijaga, dalam rangka selain stabilitas harga juga stabilitas politik," tuturnya.
Untuk 1 juta ton beras impor yang sudah terkontrak, mayoritas atau sekitar 50 persennya berasal dari Thailand. Sementara Vietnam dan Pakistan menyumbang sekitar 20 persen, serta sisanya dari Myanmar dan Kamboja.
Sementara untuk 500.000 ton impor beras sisa, Perum Bulog tengah bernegosiasi dengan sejumlah negara.
"Kan sedang dijajaki nih dengan India. Bisa jadi juga dari beberapa negara, karena Thailand dan Vietnam sedang berproduksi," imbuhnya.
Sedangkan untuk stok cadangan beras pemerintah (CBP), saat ini Bulog sudah menguasai sekitar 1,4 juta ton. Ditambah kontrak impor tambahan penugasan akhir 2023 sebesar 1,5 juta ton.
Tomi berharap itu bisa memenuhi harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk cadangan beras tahun depan di angka 3-3,8 juta ton.
"Itu bisa intervensi kenaikan harga beras dampak El Nino. Ditambah lagi kondisi masuk panceklik Desember, tidak ada panen raya di akhir tahun sampai Maret (2024). Fenomena memang ada kenaikan harga. Ditambah lagi El Nino, sebabkan double hit pukul harga," pungkasnya.
Pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaBulog juga memiliki kajian tersendiri atas pengadaan beras impor terhadap harga gabah petani di wilayah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaBeras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca Selengkapnya“Ada indikasi bahwa kebijakan bansos yang ditempuh itu menguras stok bulog sampai 1,3 juta ton, itu angka yang sangat signifikan,” kata Tom.
Baca SelengkapnyaPengadaan dari dalam negeri sebanyak kurang lebih 560.000 ton setara gabah per 2 Mei 2014. Angka serapan gabah ini setara 273.000 ton beras.
Baca SelengkapnyaSesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, Bulog belum mendapatkan dokumen penugasan secara resmi dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaTambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca Selengkapnya