Stok Beras Kosong di Ritel Modern, Pengusaha Ungkap Biang Keroknya
Kenaikan harga beras bisa ‘menular' atau merambat ke berbagai komoditi bahan pokok penting lainnya.
Kenaikan harga beras bisa ‘menular' atau merambat ke berbagai komoditi bahan pokok penting lainnya.
- Ritel Modern Batasi Pembelian Beras, Dirut Bulog Bilang Begini
- Beras Mahal dan Langka, Bulog Klaim Sudah Salurkan Stok ke Pasar hingga Ritel Modern Sebanyak 226 Ribu Ton
- Ternyata, Ini Penyebab Stok Beras Kosong di Alfamart dan Indomaret
- Tak Sembarang Pajang, Barang yang Berjejer di Toko Ritel Ternyata Ada Tekniknya
Stok Beras Kosong di Ritel Modern, Pengusaha Ungkap Biang Keroknya
Stok Beras Kosong di Ritel Modern
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N Mandey mengaku toko-toko ritel mengalami kelangkaan stok beras ukuran 5 kilogram (kg).
Roy khawatir kondisi seperti ini akan menimbulkan gejolak pasar karena naiknya harga beras dan komoditas lainnya.
"Siapa yang akan bertanggungjawab bila terjadi kekosongan dan kelangkaan bahan pokok dan penting tersebut pada gerai ritel modern kami, karena kami tidak mungkin membeli mahal dan menjual Rugi," ujar Roy, Jumat (9/2).
Dia mengatakan keterbatasan suplai beras saat ini karena belum masa panen. Mengingat masa panen yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan Maret 2024.
Di waktu bersamaan, ujar Roy, beras medium SPHP yang diimpor pemerintah belum masuk.
Dengan demikian, situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara suplai dengan permintaan ini berdampak terhadap kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras pada pasar ritel modern (toko swalayan) dan pasar rakyat (pasar tradisional).
Dia mengatakan, kenaikan harga beras terjadi pada berbagai wilayah di Indonesia bisa ‘menular' atau merambat juga pada berbagai komoditi bahan pokok penting lainnya.
Apalagi, pada Februari, momentum para peritel melakukan pembelian dari produsen guna persiapan pasokan pada gerai-gerai ritel modern.
Termasuk menyediakan bahan pokok penting bagi masyarakat yang akan menunaikan bulan suci Ramadan pada pertengahan Maret 2024 dan Idul Fitri, April 2024.
"Faktanya saat ini kami tidak ada pilihan dan harus membeli beras dengan harga di atas HET dari para produsen atau pemasok beras lokal, bagaimana mungkin kami menjualnya dengan HET?" ujarnya.
Atas kondisi ini, Roy mendesak pemerintah serta pihak berwenang seperti Satgas Pangan dan PPNS untuk merelaksasi ‘aturan main’ HET yang ditetapkan dan berjalan selama ini.
Sehingga, peritel dapat terus membeli, menyediakan dan menjual kebutuhan pokok penting bagi masyarakat.
Hal ini tak lain demi menghindari kekosongan dan kelangkaan bahan pokok pada gerai ritel modern.
Dia menambahkan, pemerintah seharusnya berorientasi memberikan urgent dan empati dengan mengedepankan solusi adaptif, relevan serta saling menguntungkan.
Sehingga permasalahan anomali harga bahan pokok penting semestinya dapat terkelola dan terkendali dengan baik.