Subsidi Solar 2020 Dipangkas, Pertamina Bakal Bahas Penyesuaian Harga Ke Pemerintah
Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Pahala Mansury mengatakan, dengan subsidi solar ditetapkan Rp 2.000 per liter, harga jual solar subsidi ke masyarakat Rp 5.150 per liter masih lebih rendah dibanding formula yang dikeluarkan pemerintah.
Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Pahala Mansury mengatakan, perlu dilakukan peninjauan terkait dengan penetapan alokasi subsidi solar pada tahun depan sebesar Rp 1.000 per liter, lebih rendah dari 2019 sebesar Rp 2.000 per liter.
Menurutnya, dengan subsidi solar ditetapkan Rp 2.000 per liter, harga jual solar subsidi ke masyarakat Rp 5.150 per liter masih lebih rendah dibanding formula yang dikeluarkan pemerintah.
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Apa yang sedang dilakukan Pertamina untuk menghemat anggaran di BBM dan LPG Subsidi? Bekerjasama dengan lintas instansi, upaya tersebut berhasil membantu Pertamina dapat melakukan penghematan sebesar 1,3 Juta kilo liter (KL) untuk Solar Subsidi dan 1,7 Juta KL untuk Pertalite.
-
Mengapa Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM Subsidi? Pertamina pernah menjalankan Program Langit Biru dengan menaikkan (kadar oktan) BBM Subsidi dari RON 88 ke RON 90.
-
Kapan Pertamina berhasil mengurangi penyalahgunaan BBM bersubsidi? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
-
Mengapa Pertamina Patra Niaga melakukan inovasi dalam penyaluran BBM dan LPG bersubsidi? “Pertamina secara berkelanjutan akan memonitor dan mengevaluasi proses distribusi subsidi energi. Inovasi akan terus dilakukan. Semua ini tujuannya agar subsidi energi tepat sasaran yang kemudian dapat membantu daya beli masyarakat dan produktivitas pelaku usaha kecil,“ jelas Fadjar.
-
Mengapa Pertamina terus berupaya untuk memastikan BBM bersubsidi tepat sasaran? Pertamina, lanjut Nicke, akan terus berupaya untuk agar BBM bersubsidi secara optimal dikonsumsi oleh yang berhak. Upaya-upaya tersebut antara lain penggunaan teknologi informasi untuk memantau pembelian BBM Bersubsidi di SPBU-SPBU secara real time untuk memastikan konsumen yang membeli adalah masyarakat yang berhak.
"Untuk misalnya subsidi itu ada penurunan dari subsidi perlu kita lihat harga jual eceran dibandingkan formula untuk produk solar itu sebetulnya masih Kita menjual di bawah harga formula," kata Pahala, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/7).
Menurut Pahala, Pertamina akan menyampaikan kondisi ini ke Pemerintah, serta menunggu kebijakan yang akan diterapkan pemerintah dan DPR atas pengurangan subsidi solar pada 2020. Terkait dengan penyesuaian harga solar subsidi, perusahaan energi plat merah tersebut akan membicarakannya dengan pemerintah.
"Tentunya kita akan menyampaikan hal tersebut. Tapi juga tergantung kebijakan pemerintah dan juga dari DPR seperti apa nantinya. Kalau untuk penyesuaian harga kan tentunya Kita harus bicara dengan pemerintah," tuturnya.
Namun Pahala tidak memaparkan kondisi keuangan Pertamina secara terbuka, akibat menjual solar subsidi lebih rendah dari harga berdasarkan formula yang ditetapkan pemerintah. "Dengan subsidi Rp 2 ribu pun kita menjual harga di bawah eceran," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan membahas harga solar subsidi dengan Komisi VII DPR, hal ini dilatarbelakangi penurunan alokasi subsidi solar pada 2020.
Jonan mengatakan, berdasarkan hasil rapat kerja anggaran dengan Badan Anggaran DPR subsidi solar pada 2020 alokasi subsidi solar disepakati Rp 1.000 per liter, sedangkan saat rapat dengan Komisi VII DPR disepakati Rp 1.500 per liter.
"Ini saya sampaikan saja karena saya dapat paparan dari Menkeu (Menteri Keuangan Sri Mulyani) tadi maksimal Rp 1.000," kata Jonan dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR Jakarta, Senin (15/7).
Menurut Jonan, jika alokasi subsidi solar benar ditetapkan Rp 1.000 per liter pada 2020, maka ada kemungkinan akan dilakukan penyesuaian harga jual solar subsidi, sebab alokasi subsidi berkurang.
Dengan pilihan lain membuka kemungkinan memberlakukan harga penyesuaian, mengikuti kondisi harga pasar dengan dikurangi subsidi Rp 1.000 pada tahun depan. Jonan pun meminta arahan ke Komisi VII DPR, atas dua pilihan kemungkinan tersebut jika subsidi solar dibatasi maksimal Rp 1.000 pada 2020.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
BPH Migas Prediksi Konsumsi Solar dan Premium Subsidi Lampaui Kuota di 2019
Pengusaha SPBU Didorong Prioritaskan Beli Solar Pertamina
Subsidi Jadi Rp1.000/Liter, Jonan Izin DPR Naikkan Harga BBM Solar di 2020
Investor Inggris Tertarik Kembangkan Proyek Satelit dan Penyimpanan BBM RI
Pasca Bencana, Distribusi BBM dan Elpiji di Sulut Mulai Normal
Pemerintah Prediksi Subsidi Solar Membengkak Sepanjang 2019